kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asitab Pusing, Tender Tabung Elpiji 3 Kilogram Terancam Berhenti


Rabu, 06 Januari 2010 / 20:05 WIB


Reporter: Gentur Putro Jati, Fitri Nur Arifenie | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Asosiasi Industri Tabung Baja (Asitab) pusing tujuh keliling. Pasalnya tender pengadaan tabung elpiji 3 kilogram, kompor, dan teman-temannya oleh PT Pertamina (Persero) hanya tersisa 10 juta paket saja tahun ini, seiring dengan rampungnya program konversi minyak tanah ke elpiji.

Ketua Umum Asitab Tjiptadi mengeluhkan, jumlah tersebut sangat sedikit dibandingkan kapasitas produksi seluruh 62 perusahaan yang menjadi anggotanya.

"Pertamina menyebut pengadaan tahun ini hanya untuk 10 juta Kepala Keluarga, dengan pekerjaan tabung sebanyak 15 juta. Sementara, kapasitas produksi anggota kami 8 juta sampai 10 juta tabung per
bulan. Kami minta perhatian dari pemerintah atas kondisi ini, karena kalau tidak ada pekerjaan lagi kami bisa mati," kata Tjiptadi, Rabu (6/1).

Tjiptadi mengakui, begitu banyaknya jumlah perusahaan pembuat tabung gas yang beroperasi di Indonesia murni karena kesalahan perencanaan bisnis para investor sendiri. Para produsen tabung itu disebutnya hanya melihat potensi pasar untuk jangka pendek saja, yaitu ketika pemerintah memulai program konversi minyak tanah ke elpiji sejak 2006 lalu.

"Karena program konversi itu, banyak yang investasi di sektor ini. Bayangkan saja, awal 2006 lalu tercatat hanya 4 perusahaan yang memproduksi tabung gas. Lalu jumlahnya mulai meningkat pada 2008
dengan 38 perusahaan. Tahun lalu jumlahnya sudah mencapai 62 perusahaan," jelasnya.

Malah, Tjiptadi menyebut bakal ada 4 investor perusahaan tabung gas baru yang sedang dalam proses perizinan untuk beroperasi di 2010 ini. "Sementara, konversi selesai tahun ini juga. Lalu kalau sudah tidak ada yang dikerjakan, hanya pekerjaan pengadaan dari tabung yang rusak saja maka momen mereka masuk ke sektor ini sudah terlambat," tegasnya.

Tjiptadi menambahkan, dengan kondisi terjepit seperti sekarang saja sudah banyak perusahaan yang mengurangi tenaga kerjanya. Salah satunya adalah PT Budaya Agung Lestari yang tadinya mempekerjakan 1.000 orang tenaga kerja menjadi tinggal 200 tenaga kerja saja.

"Kami minta kepastian pemerintah apakah proyek ini akan dilanjutkan,karena sekarang sudah kosong sekali pekerjaan. Kami tidak ingin merumahkan sekitar 45.000 orang yang bekerja di seluruh perusahaan
anggota kami. Jumlah pekerja yang terancam dirumahkan bisa mencapai 80.000 orang jika produsen kompor, selang dan lainnya ikut merumahkan pekerjanya," tandasnya.

Kondisi ini diperparah dengan dibukanya Free Trade Area (FTA) antara Asean-China sejak awal 1 Januari 2010 lalu. Asitab khawatir, Pertamina memesan langsung tabung impor asal negeri tirai bambu tersebut dengan pertimbangan harga yang jauh lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×