kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asmindo ingatkan konsumen pemalsuan furnitur Da Vinci


Jumat, 05 Agustus 2011 / 14:43 WIB
Asmindo ingatkan konsumen pemalsuan furnitur Da Vinci
ILUSTRASI. Ilustrasi. Rp 20 jutaan, lelang mobil dinas Mitsubishi Lancer ditutup hari ini. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/aww.


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can


JAKARTA. Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) mengingatkan konsumen soal pemalsuan furnitur merk DaVinci. Kasus pemalsuan di China itu dikhawatirkan terjadi di Indonesia.

"Sampai sekarang memang belum ada yang komplen, tapi kami ingin ingatkan saja supaya konsumen berhati-hati," ungkap Ketua Asmindo Ambar Tjahyono, Jumat (5/8).

Asal tahu saja, sejumlah konsumen yang membeli perabot dari Da Vinci di China marah. Pasalnya, para pembeli ini merasa tertipu atas kualitas produk tersebut. Da Vinci, adalah jaringan toko penjual mebel mewah yang berbasis di Singapura. Jarigannya tersebar dari Jakarta hingga China.

Para pembeli merasa tertipu lantaran Da Vinci semula mengaku mebel yang dijual berasal dari luar negeri. Bahan-bahan produksi mebel itu pun eksklusif.

Ternyata, hasil investigasi sebuah stasiun televisi China menunjukkan, sebagian besar produk Da Vinci dibuat di dalam negeri. Pabriknya berada di Provinsi Guandong. Bahannya bukan terbuat dari kayu langka melainkan polimer dan bahan kimian lainnya. Namun, Presiden Direktur DaVinci Furniture Ltd. Doris Phua dalam siaran video itu membantah hal tersebut.

Atas kejadian itu, Asmindo meminta Da Vinci jujur. "Kalau made in China, tulis saja begitu, jangan pakai label merk internasional," ujar Ambar.

Untuk mencegah kejadian ini merugikan konsumen, Asmindo meminta pemerintah membentuk tim komprehensif untuk memeriksa dan meneliti setiap produk impor Da Vinci yang masuk Indonesia. Ambar beralasan selama ini masih sebatas bea cukai di bandara atau pelabuhan. "Mereka tidak periksa itu mebel dari mana, siapa yang impor, pemberian label di mana. Harusnya penelusuran sampai ke pusat penjualan produknya," paparnya.

Selain itu, dia mendesak pemerintah melengkapi semua produk impor dengan Surat Keterangan Asal-Usul dari Kementerian Perindustrian setempat sehingga konsumen mendapat jaminan atas produk yang dibelinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×