kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asosiasi: Corona hingga pelemahan rupiah berdampak ke proyek panas bumi


Rabu, 25 Maret 2020 / 19:15 WIB
Asosiasi: Corona hingga pelemahan rupiah berdampak ke proyek panas bumi
ILUSTRASI. Petugas menerangkan kepada pengunjung cara kerja energi panas bumi.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) menilai kondisi pandemi corona dan pelemahan rupiah berpotensi memberikan dampak negatif pada proyek-proyek panas bumi.

Ketua API Priyandaru Effendi mengatakan, di tengah kondisi saat ini, baik investor maupun PT Perusahaan Listrik Negara akan turut terdampak.

"Pelemahan rupiah tentu menjadi isu besar karena harga jual listrik dari pembangkit ke PLN dalam bentuk dolar AS, sementara PLN menjual listrik ke masyarakat dalam rupiah," ujar Priyandaru, kepada Kontan.co.id Rabu (25/3).

Baca Juga: Indonesia Power: Kapasitas terpasang PLTP Kamojang saat ini 375 Megawatt

Priyandaru melanjutkan, kondisi ini berlaku untuk semua jenis pembangkit yang menjual listrik dalam dolar AS.

Tak hanya itu, jatuhnya harga minyak yang terjadi beberapa waktu lalu dinilai membuat investasi panas bumi sulit untuk diminati dalam jangka pendek.

Priyandaru menjelaskan, pihaknya mengharapkan ada langkah yang dilakukan pemerintah dalam mendorong pengembangan panas bumi.

Sebelumnya, Kementerian ESDM berencana memberikan dukungan melalui government drilling dimana eksplorasi panas bumi akan diinisiasi oleh pemerintah.

Priyandaru memastikan, lewat upaya ini maka risiko yang ditanggung oleh pengembang dapat diminimalisir. Selain itu, ada peluang menciptakan harga jual listrik yang lebih murah dari pembangkit panas bumi.

"Pemerintah harus terus membuat pengembangan panas bumi menarik untuk investor. Berikan tarif sesuai keekonomian proyek," tukas Priyandaru.

Dalam catatan Kontan.co.id, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen, kapasitas terpasang listrik dari energi panas bumi terus bertambah setiap tahunnya. Pada 2020, ditargetkan ada tiga Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) yang akan beroperasi komersial alias Commercial Operation Date (COD).

Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengungkapkan, ketiga PLTP itu berkapasitas total 140 Megawatt (MW). Rinciannya, PLTP Rantau Dadap sebesar 90 MW, PLTP Sorik Merapi 45 MW dan PLTP Sokoria 5 MW.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGE) Suplai Listrik Sulutgo 21,33%

Menurut Ida, ketiga PLTP itu dijadwalkan COD pada akhir tahun atau sekitar Kuartal III dan IV 2020. "(Jadwal COD) akhir tahun, Kuartal III dan IV atau mungkin di November-Desember," kata Ida saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (23/2).

Ida berharap, kapasitas setrum dari panas bumi terus meningkat guna menyokong bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025. Adapun, kapasitas terpasang PLTP saat ini mencapai 2.130,6 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×