kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi kaca lembaran berharap ada aksi nyata Perpres 40/2016 tentang harga gas bumi


Kamis, 31 Mei 2018 / 19:03 WIB
Asosiasi kaca lembaran berharap ada aksi nyata Perpres 40/2016 tentang harga gas bumi
ILUSTRASI. Kaca Gedung


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai semester I-2018, pasar industri kaca dalam negeri masih kebanjiran produk impor dari Malaysia sebanyak 50.000 ton atau 17,5% dari kebutuhan dalam negeri yang diperkirakan 750.000 ton per tahun. Akibatnya, sampai akhir tahun 2018 industri kaca diperkirakan hanya tumbuh sekitar 2,5% - 5%.

Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman menyatakan langkah efektif untuk menahan gempuran produk impor dari Malaysia ada tiga hal. Yakni dengan aksi nyata dari Perpres 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi, penerapan SNI wajib, dan non tarif barrier.

Menurutnya penting untuk menjaga industri kaca, khususnya untuk kaca isolasi dan kaca pengaman untuk bangunan melihat maraknya pembangunan infrastruktur. Ia menilai sektor properti dan otomotif, yang notabene kontributor terbesar pendapatan akan berkembang pesat jika infrastruktur sudah selesai.

Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah melindung industri kaca dalam negeri dari gempuran produk impor, khususnya dari Perpres 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. “Perpres itu sudah ada sejak Mei 2016, tetapi industri masih merangkak,” tutur Yustinus kepada kontan.co.id, Kamis (31/5). 

Karenanya ia berharap presiden segera melakukan aksi nyata dari Perpres tersebut.

Yustinus juga bilang, sampai semester I-2018 barang impor juga sudah membanjiri pasar dalam negeri. “Barang impor masuk hampir 50.000 ton atau 17,5% porsi impor yang masuk ke pasar Indonesia. Sedangkan kebutuhan dalam negeri diperkirakan 750.000 ton per tahun,” ujarnya. 

Menurutnya, kapasitas produksi kaca di Malaysia juga masih akan ditambahkan. Sedangkan untuk saat ini, kapasitas produksi yang berada di Malaysia sudah mencapai 1 juta ton per tahun.

Dari sisi volume, ia menyatakan maksimal industri dalam negeri dapat menghasilkan 800.000 ton per tahun atau tumbuh 5%-5,5% dengan nilai yang belum diketahui. “Untuk nilai belum diketahui karena gempuran Malaysia dengan adu kuat melalui banting harga dan pembayaran,” ujarnya.

Dari pendapatan sampai akhir tahun, Yustinus Gunawan memproyeksikan tumbuh tipis sekitar 2,5%-5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×