Reporter: Raymond Reynaldi |
JAKARTA. Demi memberdayakan produk mainan lokal, perajin mainan mengharapkan dapat bekerjasama dengan lembaga pendidikan nasional, baik swasta maupun negeri.
Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmenti) Dhanang Sasongko mengatakan, sinergi dapat dilakukan dengan cakupan dari kelompok bermain hingga sekolah dasar.
Apmenti pun siap memasok mainan edukatif yang berguna bagi pembentukan karakter anak usia. "Selain itu mereka jadi lebih mengenal produk mainan lokal," ujar Dhanang, Kamis (7/1).
Membludaknya mainan impor asal China, kata Dhanang, menjadi pertimbangan Apmenti untuk menjalin hubungan saling menguntungkan itu. Pasalnya, saat ini beberapa sekolah mulai menggunakan mainan impor dari China yang berbahan plastik. "Soalnya harganya lebih murah," ujar dia.
Akibatnya, lanjut dia, dua dari 40 perusahaan anggota Apmenti mengalami kesulitan memasarkan barang produksinya. Sedang, 20% dari 120 usaha plasma yang biasa berhubungan dengan Apmenti telah beralih menjadi pedagang mainan China. "Untungnya lebih besar," tegas dia.
Secara siklus pun, jelas Dhanang, omzet tertinggi yang dapat diraih oleh produsen mainan lokal terjadi pada masa Tahun Ajaran Baru dan jelang libur hari raya Lebaran maupun Natal dan akhir tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News