kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aspimtel: Industri infrastruktur dan menara telko menjadi landasan era digital dan 5G


Minggu, 18 Juli 2021 / 12:32 WIB
Aspimtel: Industri infrastruktur dan menara telko menjadi landasan era digital dan 5G
ILUSTRASI. Sebuah Base Transceiver Station (BTS) di ujung Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Selasa (13/8).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengembang Infrastruktur dan Menara Telekomunikasi (Aspimtel) menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan menara telekomunikasi sebagai landasan ekonomi digital nasional.

Dalam Musyawarah Nasional (Munas) yang digelar Kamis (15/7), peningkatan kualitas infrastruktur jaringan menara telekomunikasi menjadi salah satu visi dan misi Aspimtel untuk ikut menumbuhkembangkan pencapaian era digital dan 5G. Munas tersebut juga melantik Gusandi Sjamsudin yang terpilih menjadi Ketua Umum Aspimtel periode 2021-2024.

Menurut Gusandi, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan ekonomi digital dilihat dari jumlah penggunaan layanan data yang terus berkembang pesat. Keberadaan menara telekomunikasi sama pentingnya dalam membangun konektivitas bagi ekonomi digital seperti jalan tol, gardu listrik, atau infrastruktur vital lainnya terlebih dalam menghadapi era 5G.

Untuk mendukung adanya percepatan implementasi 5G di Indonesia, selain kesiapan spektrum, operator seluler dan device, menara telekomunikasi menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dari ekosistem 5G tersebut. "Oleh karena itu, keberadaan menara telekomunikasi menjadi salah satu milestone penting dalam hal adopsi teknologi 5G dan mendorong adanya peningkatan kualitas, produktivitas dan automasi, serta menyukseskan inisiatif pemerintah Making Indonesia 4.0," sebut Gusandi dalam siaran pers, Minggu (18/7).

Baca Juga: Simak rekomendasi saham TBIG usai catatkan kinerja yang solid pada awal tahun 2021

Presiden Joko Widodo sebelumnya juga pernah menyampaikan bahwa perkembangan ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia merupakan yang tercepat di Asia Tenggara dan akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia. Persiapan fasilitas ekonomi digital di Indonesia Industri 4.0 diperkirakan akan berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan jumlah mencapai US$ 133 miliar pada tahun 2025.

Dengan didukung oleh 185 juta penduduk yang telah terhubung layanan internet, kemajuan industri tersebut akan mengantarkan Indonesia menuju sepuluh besar kekuatan ekonomi global pada tahun 2030. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi digital diperkirakan akan tumbuh delapan kali lipat dari Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun. E-commerce akan memerankan peran yang sangat besar, yaitu 34% atau setara dengan Rp 1.900 triliun.

Baca Juga: Dorong Ekonomi Digital, TLKM Memperluas Jangkauan Konektivitas

Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital besar yang diperhitungkan di pasar global, pemerintah sangat perlu melakukan penyesuaian terhadap kebijakan pembangunan infrastruktur nasional. Tidak hanya pembangunan infrastruktur darat dan laut, namun infrastruktur pendukung aktivitas ekonomi digital juga perlu dukungan dari pemerintah.

Sebab, semakin berkembang dan meningkatnya aktifitas ekonomi yang berbasis digital akan berdampak pada peningkatan penggunaan trafik data sehingga membutuhkan kapasitas data yang lebih besar lagi. Kehadiran menara telekomunikasi tanpa disadari telah berjasa dalam memenuhi kebutuhan layanan data selular dan menjamin adanya konektivitas sebagai unsur utama dalam kegiatan ekonomi digital.

Menara telekomunikasi menjadi syarat utama agar sinyal yang dipancarkan perangkat base transceiver station (BTS) dapat menjangkau masyarakat seluas-luasnya. Saat ini ada dua bentuk infrastruktur pendukung aktivitas ekonomi digital yang telah dirasakan oleh masyarakat.

Baca Juga: Ada ekspansi 5G, Mitratel akan perkuat bisnis menara Telkom Group

Bentuk yang pertama adalah ekonomi digital yang berbasis konektivitas teknologi selular (mobile) yang dimanfaatkan oleh para pelaku mobile e-commerce karena jangkauan sinyal layanan jaringan yang lebih luas yang terpancar melalui menara-menara telekomunikasi. Bentuk yang kedua adalah yang berbasis konektivitas internet statis seperti wifi, broadband internet, dan sebagainya.

Gusandi bilang, dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan infrastruktur menara telekomunikasi sangat diharapkan. Mulai dari segi regulasi yang disederhanakan hingga sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya kehadiran menara telekomunikasi untuk mendukung tumbuhnya industri ekonomi digital yang efisien dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

Selanjutnya: Diuntungkan pengembangan 5G, simak rekomendasi saham Sarana Menara Nusantara (TOWR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×