Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) mencatat pertumbuhan penjualan mobil 81,14% menjadi 489.209 unit di tahun 2021. Penjualan mobil LCGC meningkat 56,68% menjadi 114.034 unit pada 2021 dari tahun sebelumnya 72.780 unit.
Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto mengatakan, sepanjang tahun 2021, penjualan mobil Astra dan nasional mencatat pertumbuhan yang sangat baik dibandingkan penjualan tahun 2020. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama insentif PPnBM 100% yang diperpanjang hingga akhir tahun lalu.
“Kami berharap pasar mobil pada tahun 2022 akan semakin baik seiring dengan bergeraknya roda perekonomian serta meningkatnya daya beli masyarakat,” tutur Boy, Jumat (14/1).
Baca Juga: Dana Investor Asing Diproyeksi Masih Deras Masuk ke Pasar Saham Indonesia
Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menyatakan, pertumbuhan penjualan mobil juga didukung oleh pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun ini. Untuk tahun 2022, berdasarkan prediksi Gaikindo, volume penjualan mobil akan mencapai sekitar 900.000 unit.
"Kami berharap Grup Astra dapat mempertahankan pangsa pasarnya paling tidak di 50%. Kami berharap, kondisi pandemi terus membaik sehingga dapat mendukung pemulihan perekonomian Indonesia pada tahun ini," ujar Tira kepada Kontan.co.id, Jumat (14/1).
Pada tahun ini, Tira mengungkapkan bahwa Grup Astra selalu terbuka untuk menjajaki bisnis baru, tidak terbatas pada bisnis yang berhubungan dengan bisnis Grup yang telah ada, tetapi juga bisnis baru yang menawarkan prospek jangka panjang yang menjanjikan.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Astra (ASII) di Tengah Kenaikan Penjualan Mobil 2021
"Kami berharap investasi Grup Astra di masa depan berupa sektor-sektor yang dapat diuntungkan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta new economy dan green investment. Tentu saja, kami hanya akan melakukan investasi setelah dilakukannya studi yang sangat cermat," papar Tira.
Tira mengatakan, Astra masih mengevaluasi rencana belanja modal tahun ini. Besar kecilnya rencana belanja modal akan melihat berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi di Indonesia dan kesempatan bisnis yang ada. Namun, secara umum, sebagian besar belanja modal Astra digunakan untuk pergantian alat berat di bisnis kontrak servis pertambangan yakni melalui Pamapersada, kemudian disusul bisnis-bisnis lainnya.
Baca Juga: Astra International (ASII) Catat Kenaikan Penjualan Mobil 81% pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News