kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Astra Infra proyeksikan trafik kendaraan tahun ini turun 18%


Kamis, 10 Desember 2020 / 20:24 WIB
Astra Infra proyeksikan trafik kendaraan tahun ini turun 18%
ILUSTRASI. Kendaraan melintas di pintu Tol Cipali Palimanan, Cirebon, Jawa Barat ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Astra Infra proyeksikan trafik tahun ini turun 18%. Hal tersebut akibat dampak pandemi Covid-19 yang memberikan tekanan yang cukup signifikan di awal kemunculannya.

Group CEO Astra Infra Djap Tet Fa bilang, secara month over month (MoM) sejak pelonggaran pembatasan umum berskala besar (PSBB) trafik jalan tol yang dikelolanya terus mengalami pertumbuhan signifikan. "Bahkan, sampai dengan November trafik kami sudah hampir menyamai trafik awal tahun," ujarnya dalam media gathering yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (10/12).

Namun, ia mengaku secara year over year (YoY) trafik dari jalan tol yang dikelolanya diperkirakan turun 17%-18%. Hal tersebut lantaran pada awal kemunculan pandemi Covid-19 (Maret-Juni) trafik kendaraan melorot hingga 50%.

Tet Fa bilang hal tersebut masih termasuk cukup baik dibandingkan dengan industri lainnya. Sebabnya, penurunan secara YoY juga disebabkan pelarangan mudik saat lebaran dan pengurangan libur akhir tahun yang menjadi motor dari trafik kendaraan.

Baca Juga: Grup Astra Menambah Panjang Portofolio Bisnis Jalan Tol

"Ini menjadi bukti bahwa jalan tol itu binsis yang tangguh sebab walau masih dalam masa pemulihan peningkatan trafik terjadi secara cepat," imbuhnya.

Beriringan dengan itu, Tet Fa mengaku pendapatan dari jalan tol tentunya juga akan terkoreksi. Ia memperkirakan dengan penurunan trafik tersebut pendapatan perusahaan akan terkoreksi 10% hingga 11%.

Untuk prospek di tahun depan, perusahaan terbilang optimis. Menurut Tet Fa, tahun depan banyak katalis positif yang akan mendorong ekonomi nasional, seperti vaksin, omnibus law dan SWF untuk menarik investasi baru serta pendanaan.

"Juga, anggaran infrastruktur yang meningkat di tahun depan, penurunan suku bunga dari BI, dan indeks saham yang mulai menguat, serta nilai tukar rupiah atas dollar yang juga mulai stabil," ujarnya. Sayang, ia belum membeberkan terkait target binsisnya di tahun depan.

Selanjutnya: Bisnis tol masih menarik, Astra Infra terus buka kemungkinan tambah ruas baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×