kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Astra ingin otomotif dan non otomotif seimbang


Jumat, 17 Oktober 2014 / 10:50 WIB
Astra ingin otomotif dan non otomotif seimbang
ILUSTRASI. Manfaat Buah Pepaya


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Kepakan sayap bisnis PT Astra International Tbk (ASII) makin menjalar ke mana-mana. Tergres, konglomerasi bisnis ini baru saja memperluas lini usaha ke bisnis konstruksi dengan mencaplok kontraktor PT Acset Indonusa Tbk (ACST).

Namun, perusahaan ini rupanya masih menggantungkan asa ke bisnis perdana, yaitu otomotif. "Kami masih tetap di otomotif dengan komposisi bisnis ideal adalah 50% dari bisnis otootif dan 50% lagi dari non otomotif," kata Iwan Hadiantoro, Investor Relation Astra Internasional kepada KONTAN, Kamis (16/10).

Menurutnya, dalam jangka panjang, Astra International masih bakal bergantung kepada bisnis otomotif. Namun, pihaknya juga merasa perlu mengoptimalkan lini bisnis yang lain di luar otomotif. 

Hingga detik ini, komposisi ideal harapan ASII ini belum terwujud. Tanpa merinci komposisi bisnis ASII, ia memperkirakan komposisi ideal tersebut baru bisa tercapai lima sampai 10 tahun kedepan.

Makanya, salah satu langkah untuk mencapai target bisnis tersebut adalah dengan merangsek bidang lain seperti infrastruktur. Ia menilai, potensi bisnis di Indonesia banyak mengarah ke sektor infrastruktur. Apalagi anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR)  sudah mulai memasuki sektor kontraktor pertambangan. "Mudah-mudahan bisa saling sinergi," harapnya.

Sayangnya meski mengaku melihat potensi yang cukup bagus dari bisnis konstruksi di tanah air, Astra masih belum berani memperkirakan berapa kontribusi dari lini bisnis anyar ini. Yang jelas, jika dibanding dengan bisnis yang sudah dilakoninya selama ini, kontribusi sektor kontruksi masih kecil.

Sementara itu, Sara K. Loebis, Sekertaris Perusahaan  United Tractors mengaku hingga kini masih belum menyiapkan strategi khusus untuk mengembangkan anak usaha barunya PT Acest Indonusa Tbk. Menurutnya perpindahan kepemilikan saham mayoritas tidak akan menyebabkan perubahan pengelolaan yang drastis. "Nanti Acset tetap yang jalan. Tugas kami sebagai pengendali adalah membukakan jalan," katanya.

Kompetensi United Tractors yang selama ini banyak berkecimpung di bidang alat berat bisa membantu mendatangkan klien bagi Acest. Malah bisa jadi, kedepannya, seluruh pekerjaan konstruksi di Astra Group menjadi tanggung jawab Acset. 

Hingga kini, UNTR masih membahas soal pengelolaan ACST. Apakah UNTR langsung mengambil tanggung jawab  atau melalui pihak ketiga dengan membuat perusahaan patungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×