Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) masih menunggu stimulus dari pemerintah untuk para Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Sebelumnya, ATI telah mengajukan 5 poin insentif kepada Menteri Keungan untuk mengatasi berbagai kewajiban para operator jalan tol di tengah pandemi virus corona.
Sekjen ATI Krist Ade Sudiyono menyebutkan saat ini masih menunggu kebijakan kongkrit terkait stimulus ini. ATI terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan.
"Selalu kami sampaikan ke publik bahwa pandemi virus corona, dengan berbagai penerapan kebijakan pemerintah telah menyebabkan penurunan trafik di jalan tol di kisaran 40%-60%. Penurunan yang sangat tajam ini, tentunya menggerus pendapatan dan kemampuan arus kas operator infrastruktur untuk memenuhi berbagai kewajibannya," bebernya kepada kontan.co.id, Minggu (17/5).
Baca Juga: ATI: Arus kendaraan logistik belum mampu kerek pemasukan operator jalan tol
Selain itu, ia menyebutkan bahwa model bisnis pengadaan infrastruktur di Indonesia yang masih mengandalkan model Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) juga memerlukan penanganan yang berbeda.
Menurutnya, model bisnis ini baru memasuki tahapan "establishment" menuju model bisnis yang "mature". Investor swasta masih mengalami kelembaban kolaboratif (colaborative inertia) akibat berbagai anteseden proyek yang belum tuntas, model bisnis yang belum terbukti, serta isu keseimbangan kapabilitas kolaboratif baik di sisi pemerintah maupun swasta nasionalnya.
Dengan demikian, stimulus ekonomi berupa kebijakan fiskal maupun moneter untuk industri ini, selain untuk memperbaiki kondisi keuangan para operator infrastruktur terdampak pandemi virus corona juga diharapkan untuk menjaga iklim usaha dan keberlangsungan model bisnis pengadaan infrastruktur dengan melibatkan swasta dan badan usaha.