Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi menerbitkan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 terhadap 1.147 barang impor. Dalam aturan tersebut khusunya industri ban dikenakan PPh 22 untuk industri ban yang naik dari 2,5% menjadi 7,5%.
Diyakini aturan tersebut mampu membantu industri dalam negeri termasuk memberi keuntungan bagi perusahaan ban dalam negeri. Salah satunya PT Multistrada Arah Sarana Tbk.
Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk, Uthan Muhammad Arief Sadikin menyatakan, kebijakan tersebut baik buat Multistrada. Walaupun kenaikan 5% tidak terlalu signifikan untuk menahan impor.
Menurutnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.06 tahun 2018 tentang perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77 tahun 2016 tentang Ketentuan Impor Ban lebih krusial. "Karena aturan itu sifatnya control supply dan demand," kata Uthan kepada Kontan.co.id, Minggu (9/9).
Saat nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sejatinya membuat Multistrada juga untung. Apalagi sampai saat ini, kontributor terbesar pendapatan emiten berkode saham MASA masih dari penjualan ekspor yaitu sekitar 70%. Sedangkan sisanya dari pasar domestik sebesar 35%.
Amerika menjadi pasar terbesar, diikuti pasar Asia, Timur Tengah, Eropa, Australia dan Afrika. "Kinerja kami perkirakan bisa lebih baik dari tahun lalu nanti. Kita lihat sampai dengan September ini apa ada perkembangan di world market. Hanya untuk domestik Kita masih percaya diri khususnya untuk ban motor merk CORSA," kata Uthan.
Selain aturan, MASA punya tantangan lain. Yakni bahan baku karet yang saat ini mengalami kenaikan harga. Apalagi acuan komoditas karet ini masih menggunakan nilai tukar Dollar AS. Dalam laporan keuangan semester I-2018 total beban produksi sebesar US$ 130,5 juta atau naik dari periode sama sebelumnya sebesar US$ 155 juta.
Hanya saja untuk saat ini MASA belum mau mengubah target. Tahun ini MASA membidik penjualan naik sebesar 10% sampai 20%. Guna mencapai target itu, MASA terus membidik negara tujuan ekspor baru dan menggenjot penjualan dalam negeri lewat jaringan ritelnya.
Menilik laporan keuangan semester I-2018 tercatat penjualan MASA naik sebesar US$ 153,07 juta atau naik dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak US$ 128,39 juta.
Sedangkan pada semester I-2018, MASA jgua berhasil mendapat laba bersih sebanyak US$ 506.559. Periode sama tahun lalu perseroan merugi sebesar US$ 2,34 juta.
"Target belum berubah dan masih tetap," kata Uthan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News