kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ATVSI: Televisi masih menjadi media periklanan utama di Indonesia


Jumat, 06 November 2020 / 19:27 WIB
ATVSI: Televisi masih menjadi media periklanan utama di Indonesia
ILUSTRASI. stasiun televisi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

"Menghadapi kondisi kedepan dalam suatu masalah kita harus mencari jalan keluar agar televisi bisa terus bertahan ditengah kondisi korona, dan ditengah kondisi masyakarat yang mulai beralih ke online. Di satu sisi bahwa online belum diatur oleh suatu aturan yang jelas. kalau di TV di kontrol oleh KPI, kita tidak bisa seenaknya menampilkan iklan dan program karena konten di kontrol," jelasnya.

Ia menambahkan, tentunya perubahan perubahan seperti penguatan konten harus dilakukan, karena orang menonton TV kalau tidak ada konten yang menarik tidak akan ditonton. Dalam penguatan konten juga harus mempunyai modal yang kuat dalam membaut dan menyajikan konten yang baik.

Menurutnya, Televisi juga marus melakukan monetiasasi konten yang disambukan ke platform lain. Dengan cara begitu, orang bisa melihat acara televisi tersebut di platform digital. "Tentunya dengan suatu kombinasi iklannya. Saya kira hampir seluruh TV sudah memiliki platform digital. Inilah salah satu cara mempertahankan," ujar Syafril.

Selain itu pada tahun 2023 ATVSI juga akan mempersiapkan diri untuk segera beralih ke digital, seiring dengan penatapan pemberhentian siaran analog (analog switch off/ASO) selama 2 tahun terhitung sejak diberlakukannya RUU Ciptaker. Implementasi ASO secara nasional akan menjadi tantangan bagi perusahaan FTA untuk mempersiapkan diri dari segala sisi, termasuk investasi.

"2023 sudah menggunakan tv digital tidak lagi analog. ini merupakan sebuah tantangan dengan sistem digital mengkompres frekuensi sehingga jumlah televisi menjadi lebih banyak. Dengan berubah ke digital juga akan banyak digital dividen yang digunakan untuk broadband," Ujarnya.

Menurut Syafril, keinginan pemerintah adalah masyarakat di desa bisa menikmati internet, tetapi disamping itu dengan adanya internet semua orang bisa mengakses internet dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri penyiaran.

Selanjutnya: Kinerja perusahaan teknologi raksasa AS semakin cemerlang di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×