Sumber: Kontan |
JAKARTA. Australia dan Selandia Baru akhirnya bersedia menghapus tarif Bea Masuk (BM) impor produk tekstil dan pakaian dari Indonesia. Kesepakatan itu tercetus dalam kerangka perjanjian Free Trade Agreement (FTA) Indonesia, Australia, dan Selandia Baru yang akan diteken Maret 2009 nanti.
Melalui kerjasama bilateral, Australia akan mempercepat penghapusan tarif BM produk tekstil dan pakaian yang antara 5%-17,7%, dari semula 2012 menjadi 2009-2010. ”Langkah memajukan waktu eliminasi tarif itu sebuah kemajuan luar biasa,” ujar Direktur Jenderal Kerja sama Perdagangan Internasional, Departemen Perdagangan (Depdag) Gusmardi, Sabtu akhir pekan lalu (27/12).
Menurut Gusmardi, selain Australia, Selandia Baru juga akan mempercepat penghapusan BM produk tekstil dan pakaian yang saat ini mencapai 7,75%-19%, dari semula 2020 menjadi 2017. ”Komitmen kedua negara soal tekstil ini mudah-mudahan ditandatangani Maret 2009. Sekarang baru tahap gentleman agreement. Intinya, penghapusan tarif itu sudah disepakati,” imbuh Gusmardi.
Tentu, ini tidak gratis. Dua negara itu meminta kompensasi. Selandia Baru meminta Indonesia menghapus 12 pos tarif BM daging dan susu, sedang Australia minta Indonesia membuka impor otomotif.
Tapi, niat Australia dan Selandia Baru ini kabar baik buat Indonesia. Apalagi, awal bulan ini santer beredar kabar Selandia Baru akan membatalkan perjanjian dengan Indonesia.
Direktur Kerjasama Regional Depdag Iman Pambagyo menambahkan, Indonesia akan menyiapkan kerjasama FTA dengan Selandia Baru soal pembukaan pasar daging. ”Saat ini, kami buat dulu peningkatan kapasitas (capacity building). Kami identifikasi kebutuhan, termasuk bagaimana beternak sapi mereka di sini,” katanya.
Tapi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G. Ismy tak antusias menanggapi rencana penghapusan BM impor tekstil dan pakaian kedua negara tersebut. Menurutnya, selama ini, ekspor tekstil kita ke Australia masih negatif. Artinya, kita lebih banyak mengimpor bahan baku dibanding mengekspor produk. Pada 2007, ekspor tekstil Indonesia ke Australia US$ 90 juta, sedang impor kapas dari negeri itu US$ 92 juta. “Kita memang ekspor kain dan garmen, jumlahnya lumayan. Tapi, jumlah impor kapas dari Australia lebih banyak lagi,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News