kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Awal bulan puasa, harga gula dan bawang masih tinggi


Minggu, 26 April 2020 / 15:21 WIB
Awal bulan puasa, harga gula dan bawang masih tinggi
ILUSTRASI. Warga membeli kebutuhan bahan pangan di Pasar Palmerah.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal bulan puasa, harga sejumlah bahan pangan masih terpantau tinggi. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Jumat (24/4), harga gula pasir lokal masih sekitar Rp 18.500 per kg, harga bawang merah harga bawang merah Rp 44.750 per kg dan harga bawang putih Rp 40.500 per kg.

Hal ini dibenarkan oleh Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri. Menurut dia, saat ini harga ketiga bahan pangan tersebut tergolong tinggi di pasar tradisional.

"Memang ketiga komoditas itu yang masih tinggi. Ada gula, bawang merah dan bawang putih. Untuk bawang putih, walau sudah turun tetapi relatif lebih tinggi dibandingkan normal, dimana normalnya sekitar Rp 26.000 per kg," ujar Abdullah kepada Kontan.co.id, Minggu (26.4).

Baca Juga: Pemerintah sederhanakan izin impor, apa saja produk yang mendapat kelonggaran?

Khusus untuk bawang putih, Abdullah mengatakan harga yang tinggi bisa jadi disebabkan faktor dolar yang tengah tinggi dan impor yang sulit dilakukan saat ini. "Tetapi itu kan harusnya bisa diselesaikan, pemerintah sudah menjamin kalau impor sudah masuk, tetapi sampai sekarang belum ada penuruan signifikan," tambah Abdullah.

Sementara, harga gula yang menurut dia berkisar di harga Rp 18.000 - Rp 19.000 per kg disebabkan pasokan yang tidak banyak di pasar. Karena itu, dia berharap pemerintah segera menggelontorkan gula ke pasar sehingga harga gula bisa segera ditekan.

Menurut Abdullah, bila melihat siklus tahunan, terdapat tiga waktu kenaikan harga saat ramadan karena permintaan yang tinggi. Pertama, di H-3 hingga H-1 bulan ramadan, fase kedua di H-5 lebaran, dan sepekan setelah lebaran. Tetapi, dia juga mengatakan, penurunan harga terjadi di pertengahan bulan puasa.

"Jadi satu minggu berjalan puasa, biasanya ritmenya turun. Di sini seharusnya pemerintah menyuplai stok besar-besaran sehingga di akhir ramadan tidak setinggi di awal," jelas Abdullah.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×