Reporter: Azis Husaini | Editor: Markus Sumartomjon
KEFAMENANU. PT PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) berharap investor kakap mau berbondong-bondong datang ke NTT terutama ke Pulau Timor untuk menanamkan investasi. Sebab pasokan listrik yang jadi syarat utama investasi sudah tersedia.
Di sana, pasokan listrik malah sudah surplus 46 Megawatt (MW). Bahkan beberapa tahun kedepan cadangan akan terus membesar karena ada beberapa proyek PLTGU dan PLTP.
Handoko, Manajer Niaga PT PLN Wilayah NTT mengungkapkan, sistem kelistrikan Pulau Timor sejak akhir 2016 sudah terbebas dari defisit listrik. Saat ini daya mampu listrik di Pulau Timor sebesar 120 MW. Untuk beban puncak malam sebesar 74 MW dan 58 MW pada siang. "Sekarang ada surplus 46 MW," ungkap dia dalam presentasi kelistrikan NTT, Selasa (15/8) malam.
Sebelum kapal pembangkit dari Turki hadir dan juga transmisi 70 KV belum tersambung dari Kupang ke Atambua, listrik di wilayah Pulau Timor di NTT sering terjadi blackout. "Kami memang banyak pakai PLTD saat itu, kalau terjadi gangguan satu pasti blackout, kini sudah jarang terjadi karena PLTD sudah dimatikan," ujar dia.
Elpis J. Sinambela Manager Area Kupang PLN Wilayah NTT menambahkan, saat ini komposisi pelanggan PLN Wilayah NTT khususnya di Kupang masih mayoritas rumah tangga sebanyak 581.679 atau 88,94% dan bisnis 32.907 atau 5,03%. Sisanya sosial, multiguna, dll.
Padahal, PLN berharap ada investor kakap yang bisa berinvestasi di Kupang atau sepanjang jalur transmisi di Pulau Timor.
Elpis menjelaskan, bahwa PLN NTT siap mendukung investasi yang datang ke NTT. "Ini agar daya yang cukup berlebih bisa terserap," imbuh dia.
Saat ini ada perusahaan smelter mangan yang akan membangun smelter dengan keperluan listrik hingga 15 MW. Proyek itu masih tahap konstruksi dan sudah memakai listrik PLN. "Kami aktif menghubungi investor. Yang dahulu tidak mau investasi karena tidak ada listrik, kini sedang kami jajaki kembali," ungkap dia.
Adapun nama perusahaan yang kini menjadi pelanggan bisnis PLN adalah:
1. XL Axiata membangun 500 BTS dengan kebutuhan daya 4.240 KVA.
2. 150 BTS Tower Bersama dengan kebutuhan daya 1.590 KVA.
3. PT Gulf Mangan dengan kebutuhan daya 15.000 KVA.
4. PT Semen Indonesia Kupang dengan kebutuhan daya 35.000 KVA.
5. Layanan konstruksi Semen Indonesia dengan kebutuhan awal daya 555 KVA.
6. PT SAG ( pemecah batu) dengan kebutuhan daya 3.000 KVA.
7. PT Pundi Mas Bahagia 3 (pemacah batu) dengan kebutuhan daya 345 KVA.
8. PT Pundi Mas Bahagia 4 (pemecah batu) dengan kebutuhan daya 147 KVA.
9. PT Samara (pemecah batu) dengan kebutuhan daya 105 KVA.
10. PT Sinar Mas dengan kebutuhan daya 105 KVA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News