kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Badan Karantina musnahkan benih dan tanaman ilegal senilai Rp 2,2 miliar


Kamis, 28 April 2011 / 17:13 WIB
Badan Karantina musnahkan benih dan tanaman ilegal senilai Rp 2,2 miliar
ILUSTRASI. A message from the Twitter communications department confirming the hacking of co-founder and CEO Jack Dorsey's Twitter account and his postings is seen on a mobile phone held in front of Dorsey's twitter feed displayed on a computer screen in this photo


Reporter: Herlina Kartika Dewi | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Maraknya penyelundupan satwa dan benih tanaman dari dan keluar Indonesia membuat Badan Karantina terus memperketat pengawasan. Bahkan, Badan Karantina tak segan-segan melakukan tindakan pemusnahan jika terjadi penyelundupan satwa dan produk buah dan sayuran.

Buktinya Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta hari ini (28/4) melakukan pemusnahan produk buah dan sayuran, termasuk hewan dan daging sapi dengan total nilai impor sebesar US$ 234.831,5 atau sekitar Rp 2,2 miliar. Produk impor yang dimusnahkan ini adalah produk yang terjaring pada periode waktu Februari hingga Maret 2011.

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta M. Musyaffak Fauzi mengatakan, beberapa komoditi yang dimusnahkan adalah 4.123 sachet benih sayuran dan benih bunga asal Taiwan, 20 kilogram (kg) benih padi hibrida asal China, 2.350 kg cabai merah asal Vietnam, 20 kg buah impor, 185 batang tanaman jeruk dan bunga.

Selain itu, ada sebanyak 1,433 ton daging premium asal Australia, China dan Amerika Serikat. "Komoditi ini masuk ke Indonesia tanpa dilengkapi dokumen karantina seperti sertifikat kesehatan dari negara asal dan surat persetujuan pemasukan dari Menteri Pertanian," jelasnya Kamis (28/4).

Ia menambahkan, benih tanaman dan daging yang tidak bersertifikat ini bisa menjadi media pembawa organisme pengganggu tumbuhan (OPT), termasuk penyakit kuku dan mulut (PMK) yang berbahaya yang bisa membawa kerugian ekonomi yang sangat besar.

Ia mencontohkan, pada tanaman sawit ada ancaman serangan penyakit layu pembuluh yang bisa membuat pohon layu. Di pohon karet, ada penyakit SALB yang menyebabkan produksi getah menurun hingga 70%.

Musyaffak bilang, jika tanaman karet terserang penyakit SALB, maka potensi kerugian yang bisa ditimbulkan sekitar Rp 5 triliun. "Kalau serangan PMK bisa menimbulkan kerugian hingga Rp 30 triliun," ungkapnya. Sementara itu, jika tanaman kelapa sawit terserang, bisa membuat semua tanaman kelapa sawit mati.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini menambahkan Badan Karantina melakukan tindakan pemusnahan atas produk komoditi ini karena tidak memenuhi persyaratan pemasukan.

Ke depannya, untuk mengantisipasi maraknya penyelundupan komoditi pertanian ilegal, Kementan akan melakukan evaluasi mengenai aturan persyaratan teknis pemasukan produk impor. "Saat ini kita sedang mengkaji apa yang akan diperketat baik komoditinya maupun kandungan kimia atau residunya," katanya. Yang jelas, revisi aturan ini diharapkan akan rampung pada tahun ini.

Catatan saja, sebelumnya 51 kontainer daging sapi impor yang berisi 921 ton daging sapi beku dan jeroan ini sudah ditolak oleh Badan Karantina dan terancam dimusnahkan. Penahanan 51 kontainer daging beku ini telah dilakukan sejak Januari 2011 lalu. Alasannya, 51 kontainer daging ini yang tidak memenuhi persyaratan impor.

Badan Karantina melakukan penolakan kontainer daging itu karena beberapa persyaratan yang tidak bisa dipenuhi adalah volume daging yang melebihi kuota, jenis dagingnya tidak sesuai dengan SPP. Selain itu ada ketidaksesuaian asal negara antara yang tercantum di dalam dokumen dengan barang yang masuk.

Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Budiyana mengatakan langkah re-ekspor ini merupakan satu komitmen dari pemerintah dalam menunjang program swasembada daging nasional. "Ini adalah wujud komitmen pemerintah, jadi harus didukung," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×