kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar elektronik tumbuh, barang impor menyerbu


Jumat, 19 November 2010 / 12:38 WIB
Pasar elektronik tumbuh, barang impor menyerbu
ILUSTRASI. Tawaran Kemitraan Usaha Eco Moo Susu


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dampak dari berkembangnya pasar elektronik di dalam negeri rupanya banyak dimanfaatkan oleh produk asing. Buktinya, terjadi kenaikan importasi produk elektronik sepanjang Januari-Oktober. Kenaikan impor elektronik selama Januari sampai Oktober 2010 mencapai 75,33%.

Pada periode Januari-Oktober 2009 lalu, realisasi impor produk elektronik baru mencapai US$ 1.85 miliar. Namun pada Januari-September 2010, nilai impor tersebut sudah mencapai US$ 3,24 miliar. Tingginya impor ini menurut Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar tidak perlu dikhawatirkan karena diimbangi dengan kenaikan ekspor. "Ekspor bisa dicapai, tanpa harus berlebihan khawatir degan produk impor," terang Mahendra usai menghadiri perayaan 20 tahun LG Elektronik Indonesia di Jakarta, Jumat (19/11).

Menurut Mahendra, walaupun ada kenaikan impor namun transaksi perdagangan Indonesia berada di titik surplus. Yang terpenting, lanjutnya, adalah meningkatkan daya saing produk dalam negeri dengan produk impor.

Dia menambahkan, salah satu keuntungan dari Indonesia terletak pada daya saing dari tenaga kerja dan juga pasar Indonesia yang juga menjanjikan. "Mereka (Industri dalam negeri) bisa memanfaatkan pasar dalam negeri yang ditarget keseluruhan tumbuh lebih dari 10 persen," jelas Mahendra.

Data Nilai Impor Elektronika

Produk

Jan-Okt 2009

Jan-Okt 2010

Perubahan

Produk Elektronika

1.850.758.156,65

3.244.950.331,56

75,33%

Sumber: Kementrian Perdagangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×