Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terhambatnya pasokan bahan baku obat (BBO) dari China ke Indonesia tentu membuat emiten farmasi dalam negeri harus mengatur strategi yang tepat untuk membeli bahan baku.
Pasalnya, Gabungan Perusahaan Farmasi (GP Farmasi) sebelum ini menyatakan beberapa harga bahan baku obat ada yang sudah naik 50%-100%, padahal di awal tahun masih normal.
Baca Juga: Kemenperin: Impor TPT China melambat, bisa jadi peluang tekstil dalam negeri bangkit
Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno menjelaskan kenaikan harga bahan baku ada indikasi kenaikan harga sehingga kami masih wait and see.
"Wait and see yang dimaksud adalah menentukan strategi pembelian bahan baku sebab banyak pertimbangan termasuk koordinasi dengan sister company ataupun BPOM," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/2).
Meski demikian, Herry menyatakan sejauh ini Indofarma belum ada dampak ke bahan baku obat karena stock masih cukup sampai tiga bulan ke depan sehingga masih aman.
Baca Juga: Erick Thohir ungkap kekhawatiran soal ekonomi akibat virus corona
Namun, jika ke depannya pasokan dari China terkendali, perusahaan akan mengupayakan sumber bahan baku dari negara lain seperti India.
Herry menyatakan biasanya harga bahan baku obat dari India akan sedikit lebih mahal sehingga sejauh ini perusahaan masih mengatur strategi yang paling tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News