Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan saat ini pemerintah tengah mengatur peta jalan atau roadmap hilirisasi pasca tambang.
Target pasca tambang ini nantinya akan mengatur berbagai macam jenis tambang, termasuk hilirisasi di tambang nikel.
“Kita sekarang mulai berpikir kalau masa cadangan nikelnya itu habis pada 20 tahun atau 30 tahun, industri yang bangun di sana pada 10 tahun ketika dia melakukan break even point, sudah memikirkan industri apa yang akan dibangun di sana (lokasi tambang),” kata Bahlil dalam sambutannya di acara Geopolitical Forum 2025, Selasa (24/06).
Ia juga menekankan bahwa perusahaan tambang nantinya harus memiliki komitmen tertulis untuk mendiversifikasi usaha ke sektor lain seperti ke sektor pariwisata, perikanan, perkebunan hingga pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
Baca Juga: Mau Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia, Bahlil Ungkap Rusia Sudah Ajukan Proposal
“Jadi Jangan menganggap bahwa setelah tambang selesai terus selesai [perekonomian sekitar tambang]. Jangan ajari kami tentang negara kami, karena kami yang paling tahu tentang tujuan negara kami,” tambahnya.
Diversifikasi ini menurut Bahlil perlu dilakukan agar perputaran ekonomi di lokasi sekitar tambang tetap berjalan.
Dalam paparannya, Bahlil mencontohkan Lusatia yang merupakan daerah pertambangan batu bara di Jerman yang berhasil melakukan transformasi berkelanjutan menjadi daerah wisata dan pembangkitan EBT.
Baca Juga: Hadapi Gejolak Geopolitik Global, Menteri Bahlil Ungkap Hilirisasi Jadi Tumpuan Utama
Bahlil menuturkan ketika diversifikasi pascatambang dilakukan, maka hilirisasi tidak terjadi pada waktu tertetu melainkan menjadi berkisanambungan.
“Kebijakan regulasi di Undang-undang Minerba sekarang sudah memberikan ruang sebesar-besarnya kepada pengusaha daerah untuk mengambil bagian dan keberlanjutan dan lingkungannya juga kita harus jaga,” imbuhnya.
Perkembangan hilirisasi dalam negeri kata Bahlil saat ini juga telah didukung dengan adanya dukugan dari kementerian dan lembaga seperti Kementerian Investasi dan Hilirisasi, serta munculnya satuan tugas (Satgas) hilirisasi, dan lembaga keuangannya di bawah Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
“Kalau ini mampu kita lakukan maka kita menjawab kondisi geopolitik yang tidak menentu seperti sekarang dengan kemandirian nasional,” tutupnya.
Selanjutnya: Fokus Garap Proyek Tahun Ini, Citra Marga Nusaphala (CMNP) Absen Bagi Dividen
Menarik Dibaca: Ini Jadwal KRL Jogja Solo pada Rabu 25 Juni 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News