Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat bicara terkait batalnya Vivo dan Aneka Petroindo Raya (APR) yang merupakan joint venture antara BP dan AKR Corporindo Tbk, membeli bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina.
Menurut Bahlil, urusan tersebut sepenuhnya merupakan ranah bisnis antarperusahaan.
Baca Juga: Batal Diserap SPBU Swasta, Pertamina Tenggak Sendiri BBM Pasokan Impor
“B2B-nya lagi dikomunikasikan. Saya sudah katakan bahwa B2B-nya itu kolaborasi antara swasta dengan swasta. Ya, masih berjalan ya,” kata Bahlil ditemui di Kantor BPH Migas, Kamis (2/10).
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga menyiapkan pasokan 100.000 barel untuk SPBU swasta. Namun, kesepakatan yang sempat tercapai urung dilanjutkan.
Vivo yang mulanya sepakat membeli 40.000 barel base fuel pada 26 September 2025, tiba-tiba membatalkan kontrak.
Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar menjelaskan, pembatalan tersebut bukan karena kualitas produk, melainkan faktor kandungan. Hasil uji laboratorium pada kargo MT Sakura (100.000 barel RON 92) menunjukkan adanya etanol sebesar 3,5%.
Baca Juga: Kementerian ESDM Rancang Skema Baru Pengadaan BBM untuk SPBU Swasta
Kandungan ini masih aman sesuai ketentuan pemerintah yang memperbolehkan hingga 20%, namun tidak sesuai dengan spesifikasi produk Vivo maupun BP-AKR.
Sementara itu, Shell mundur dari rencana pembelian karena alasan internal birokrasi. Meski demikian, peluang kerja sama masih terbuka.
Achmad menegaskan, SPBU swasta tetap bisa membeli BBM dari Pertamina pada pengiriman berikutnya, asalkan spesifikasi pasokan sesuai dengan kebutuhan masing-masing jaringan.
Selanjutnya: Simak Strategi Cerdas Melindungi Keuangan dari Risiko Bencana Alam
Menarik Dibaca: Simak Strategi Cerdas Melindungi Keuangan dari Risiko Bencana Alam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News