Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap kelanjutan dari produksi tambang tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI), utamanya dari tambang Grasberg Block Cave (GBC) yang mengalami insiden longsor material basah pada Senin, 8 September lalu.
"Masih dalam penelitian kembali penyebab musibahnya apa, tetapi di area lain yang tidak ada musibahnya, coba kita melakukan penyelesaian,” kata Bahlil saat ditemui usai agenda Hari Pertambangan dan Energi, di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Sementara itu, Bahlil menuturkan, kementeriannya turut mengkaji kemungkinan untuk membuka kegiatan tambang pada area yang tidak terdampak longsoran lumpur.
Di sisi lain, dia mengatakan, kegiatan tambang di Grasberg saat ini masih ditangguhkan sampai investigasi rampung.
Baca Juga: Menteri Bahlil: Divestasi Saham 12% atas Freeport Indonesia Terjadi Setelah 2041
“Agar produksinya bisa kita cek, kalau memang sudah bisa (produksi) kita lakukan, kalau belum, kita lakukan perbaikan,” kata dia.
Asal tahu saja, selain GBC, Freeport memiliki beberapa tambang tembaga lainnya di Timika, Papua Tengah. Yaitu Deep Mill Level Zone (DMLZ) yang merupakan area terdalam tambang, lalu ada pula tambang Big Gossan.
Adapula tambang Kucing Liar, yang saat ini sedang dilakukan aktivitas pengembangan tambang jangka panjang.
Menurut Freeport-McMoRan Inc. (FCX), Kucing Liar diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 7 miliar pon tembaga dan 6 juta ons emas antara tahun 2029 dan akhir tahun 2041, dan perpanjangan hak operasi PTFI setelah tahun 2041 akan memperpanjang umur proyek.
Selanjutnya: Momok APBD yang Tersimpan di Brankas Bank
Menarik Dibaca: Cara Melihat Nomor Telepon Teman di Telegram Ikuti Panduan Lengkapnya di Sini ya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












