Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pengguna layanan data yang kian marak, memacu perusahaan provider berlomba-lomba menggarap bisnis ini. Tak terkecuali, PT Bakrie Telecom Tbk yang juga berencana menggenjot pendapatan dari pos layanan data. Maklum, hingga kini, layanan data baru menyumbang 8% hingga 10% terhadap total pendapatan perusahaan.
Wakil Direktur Utama Bakrie Telecom, Jastiro Abi bilang, potensi pertumbuhan pendapatan layanan data masih sangat besar bagi perusahaan. Tengok saja kinerja Bakrie Telecom tahun lalu. Saat itu, layanan data baru memberi kontribusi sekitar 3%.
Makanya, perusahaan berkode saham BTEL ini menyiapkan strategi khusus untuk meningkatkan kinerja layanan data pada tahun depan. "Strategi itu dirancang demi mengejar target kontribusi layanan data mencapai 40% terhadap total pendapatan perusahaan dalam waktu tiga hingga empat tahun mendatang," ungkapnya, Selasa (18/12).
Nah, untuk menggenjot layanan data, Bakrie Telecom telah menyiapkan belanja modal sebesar US$ 30 juta pada 2013. Dana itu akan digunakanĀ untuk membangun infrastruktur plus pengembangan layanan pelanggan.
Kata Jastiro, strategi lainnya, memperkuat kembali merek dagang Esia. Caranya, dengan rajin melakukan rebranding semua layanan data Bakrie Telecom bermerek Esia.
Bakrie Telecom yakin, rencana tersebut akan berjalan semakin mulus dengan kian menjamurnya penggunaan smartphone di masyarakat. Tak heran, kerja sama strategis dengan pabrikan penyedia smartphone juga akan terus mereka kembangkan.
Saat ini, Esia sudah dipasarkan dalam paket bundling menggandeng dua pabrikan smartphone berbasis android, yaitu HTC dan ZTE. Selain itu, Esia juga menyediakan paket bundling untuk Blackberry berbasis CDMA.
Sayang, Jastiro belum bersedia menyebut target pendapatan perusahaan tahun depan. Dia hanya bilang, sampai tutup tahun ini, Bakrie Telecom berharap bisa menangguk pendapatan seperti tahun laluĀ Rp 2,59 triliun.
Wajar, bila Bakrie Telecom tidak memasang target optimistis, mengingat pendapatan hingga kuartal III tahun ini terus melorot dibanding periode serupa tahun lalu. Hingga September 2012, Bakrie Telecom meraih pendapatan sebesar Rp 1,78 triliun, atau lebih rendah 9,6% ketimbang September tahun lalu.
Perseroan pun membukukan rugi bersih Rp 988,3 miliar dalam sembilan bulan di tahun ini. Jastiro mengklaim, kerugian itu akibat depresiasi nilai rupiah yang memengaruhi nilai utang dan bunga dalam kurs asing. "Melihat apa yang terjadi sejauh ini, kami tidak banyak berekspektasi," katanya.
Dari jumlah pelanggan, perusahaan ini berhasil tumbuh 4,5% menjadi 11,9 juta hingga kuartal III tahun ini. Begitu pula pelanggan layanan data bertambah dari 364.000 orang pada kuartal II 2012, menjadi 474.400 di kuartal III 2012. Supaya kinerja perusahaan makin baik ke depan, Bakrie Telecom akan merevitalisasi keuangan perusahaan serta meningkatkan kualitas layanan, sembari tetap memasang tarif murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News