Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bambang Djaja, perusahaan distributor trafo, kini melebarkan sayap dengan membuat trafo power sendiri. Perusahaan ini membangun pabrik baru dengan menelan biaya US$ 30 juta.
Daud Prasetio, Direktur Bambang Djaja mengatakan, kebutuhan trafo power PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya 400 unit. Ini menyulitkan pemain baru seperti Bambang Djaja bisa berkompetisi dengan pemain lain. Apalagi saat ini pasar trafo dikuasai lima pemain saja. Maka, di tahun-tahun pertama ini, Bambang Djaja bakal melakukan riset dan penyempurnaan agar kompetitif di pasar, baik secara kualitas dan harga.
Kapasitas pabrik baru itu menyentuh 80 unit hingga 120 unit dengan spesifikasi antara 275 kV-200 MVa. Daud tidak muluk-muluk membidik pangsa pasar, yakni mencapai 10% pada tahun depan. Ini karena Bambang Djaja adalah perusahan nasional berbahan baku lokal. "Tahun ini trafo power belum terjual. Secara uni kami ingin semua kapasitas produksi terisi," ujarnya ke KONTAN, Jumat (18/11).
Menurut dia, pemerintah perlu menerapkan hal sama untuk komponen listrik dengan mengandalkan trafo buatan lokal. Maklum, permintaan dari PLN dipenuhi pemain trafo power yang berasal dari perusahaan asing.
Hal ini yang menjadikan perusahaan komponen listrik baru sulit berkembang di Indonesia. Padahal trafo impor belum tentu memiliki kualitas baik. Hanya saja, dari sisi harga lebih kompetitif dibandingkan buatan lokal, yang sedikit lebih mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News