kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.913.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.250   24,00   0,15%
  • IDX 6.854   -61,78   -0,89%
  • KOMPAS100 997   -10,67   -1,06%
  • LQ45 762   -8,13   -1,05%
  • ISSI 225   -2,28   -1,00%
  • IDX30 393   -3,96   -1,00%
  • IDXHIDIV20 456   -2,86   -0,62%
  • IDX80 112   -1,24   -1,10%
  • IDXV30 113   -0,84   -0,74%
  • IDXQ30 128   -0,93   -0,72%

Bandung dan Surabaya pantas disebut "smart city"


Kamis, 25 Februari 2016 / 22:30 WIB
Bandung dan Surabaya pantas disebut


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA.Pengamat Perencanaan Pembangunan Nasional, Syahrial Loetan mengungkapkan, Bandung dan Surabaya, pantas menyandang predikat smart city atau Kota Cerdas.

Meskipun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) memang tidak spesifik disebutkan kota-kota yang akan dirancang menjadi smart city, namun saat ini Bandung dan Surabaya merupakan dua kota besar yang pemimpinnya punya komitmen untuk menjadikan kotanya lebih humanis. 

"Nah mereka itu pantas disebut sebagai smart city," kata Loetan, di Jakarta, Kamis (25/2/2016).

Menurut Loetan, dalam hal penerapan konsep Kota Cerdas, pemda kedua kota ini telah mengajak dan berbicara dengan para pihak terkait seperti stakeholder, akademisi, warga, dan bahkan organisasi non-pemerintah.

"Karena memang konsep Kota Cerdas seperti itu. Semuanya harus diajak karena kalau itu satu saja hilang maka cacat pembangunan. Sementara smart city ini butuh banyak pihak yang terlibat. Jadi elemen-elemen kota harus bersatu untuk mendukung sistem yang akan dibangun," tambahnya.

Selain itu, peran kepala daerah juga sangat penting dalam mengembangkan Kota Cerdas. Jadi, ke depannya, implementasi smart city  di Indonesia diperkirakan tidak akan terpaku pada inisiatif pemerintah pusat. Pemerintah daerah akan memegang kendali untuk menerapkan smart city.

"Otonomi daerah sejak awal 2000-an membuat kekuasaan nggak selalu ada di Jakarta atau pusat. Ya walaupun begitu pemerintah daerah (pemda) nggak bisa jalan sendiri," tuntas Loetan. (Penulis: Ridwan Aji Pitoko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×