Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) menambah kapasitas produksi pupuk nasional melalui pembangunan pabrik pupuk NPK baru berkapasitas 500.000 ton per tahun dan pengoperasian kembali Pabrik Urea PIM-1 berkapasitas 570 ribu ton.
Pabrik dengan kapasitas produksi 500.000 ton per tahun ini bernilai investasi sekitar Rp1,7 triliun yang meliputi pembangunan pabrik dan fasilitas pendukungnya seperti dermaga, gudang, dan lain-lain.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengatakan bahwa pabrik baru yang dimiliki PT PIM ini mengadopsi teknologi proses milik PT Petrokimia Gresik yang juga merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia. Adapun kontraktor pabrik ini adalah PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Kandungan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) proyek ini juga mencapai 85%.
“Sebagai BUMN yang berperan dalam penyediaan pupuk untuk kebutuhan nasional, pabrik ini, akan menambah produksi NPK Pupuk Indonesia Grup menjadi sekitar 3,5 juta ton per tahun,” jelasnya dalam keterangan resmi, Sabtu (11/2).
Baca Juga: MIND ID: Antam Akan Lanjutkan Negosiasi Pabrik Baterai EV dengan LG Energy Solution
Nantinya, produk pupuk dari pabrik NPK PIM ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh, termasuk juga untuk kebutuhan pupuk non subsidi.
Lebih lanjut Bakir menjelaskan bahwa, PT PIM yang merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia, juga memiliki pabrik pupuk urea yaitu PIM 1 dan PIM 2 yang masing-masing berkapasitas 570.000 ton per tahun, sehingga total kapasitas produksi urea terpasang PT PIM sekitar 1,14 juta ton per tahun.
Pabrik PIM 1 sendiri sempat tidak beroperasi sejak tahun 2012 karena tidak mendapat pasokan gas. Namun sejak awal 2022 lalu, pabrik ini berhasil diaktifkan kembali setelah memperoleh pasokan gas, sehingga turut memperkuat kemampuan PT PIM dalam pemenuhan kebutuhan pupuk nasional sebesar 570 ribu ton.
Asal tahu saja, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang pada Jumat (10/2) lalu ikut langsung meresmikan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa hampir semua negara di dunia saat ini mengalami krisis pangan yang disebabkan salah satunya oleh masalah pupuk. Jokowi menjelaskan bahwa tingginya harga pupuk disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah konflik Rusia dengan Ukraina.
“Akhir-akhir ini setiap saya ke desa dan sawah bertemu para petani selalu ada keluhan tentang pupuk, apalagi pupuk bersubsidi. Kebutuhan pupuk (NPK) di Indonesia 13,5 juta ton sementara yang dipenuhi baru 3,5 juta ton. Ini yang harus kita atasi.’, ucap Jokowi.
Baca Juga: Kelola Energi Surya di 31 Industri, SUN Energy Tambah Portofolio Baru
Jokowi juga menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian BUMN atas keberhasilan mengoperasikan kembali Pabrik PIM-1.
“Saya lihat di Aceh ini ada dua pabrik pupuk yang bertahun-tahun tidak beroperasi karena kurangnya pasokan gas. Lalu saya tugaskan Menteri BUMN untuk menjalankan,” terangnya.
Adapun soal kebutuhan gas, Jokowi bilang, akan mencoba dicarikan sehingga kendala pupuk bisa diatasi karena bagaimanapun juga pupuk merupakan kebutuhan dasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News