kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bangun Pembangkit, Bosowa Kantongi Kredit US$ 140 Juta dari China


Kamis, 02 Juli 2009 / 18:29 WIB
Bangun Pembangkit, Bosowa Kantongi Kredit US$ 140 Juta dari China


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bosowa Corporation berhasil mendapatkan pinjaman tidak langsung sebesar US$ 140 juta dari perbankan China untuk mendanai pembangunan pembangkit listrik di Jeneponto, Sulawesi Selatan 2x100 MW.

Erwin Aksa Mahmud, Presiden Direktur Bosowa Corporation mengaku, upaya untuk meyakinkan sejumlah perbankan China agar bersedia mencairkan pinjaman tersebut sudah membuahkan hasil. Sehingga dalam waktu dekat, kedua pihak bisa menandatangani perjanjian tersebut.

"Alhamdulillah sudah dapat. Bunganya 6% per tahun dengan tenor 7 tahun," kata Erwin, Kamis (2/7).

Erwin menjelaskan, pinjaman tersebut bukan sebagai pinjaman langsung dari perbankan China. Tetapi, bank-bank itu memberikan melalui perusahaan kontraktor asal China. "Pinjaman tersebut bentuknya suplier credit yang diteruskan Chengda Enginer ke Bosowa. Chengda adalah perusahaan kontraktor Engineering, Procurement, Construction dari China," jelasnya. Menurut Erwin, konstruksi pembangkit listrik Jeneponto akan dimulai Agustus 2009 dan akan kelar tahun 2011.

Sebelumnya, rencana Bosowa untuk membangun pembangkit listrik di Jeneponto terpaksa tertunda karena kesulitan pendanaan. Padahal pembangkit bertenaga batubara itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen Bosowa.

Artinya, Bosowa mendapatkan pinjaman tidak langsung dari China Development Bank (CDB). Karena pada 24 Maret 2009 lalu, Erwin mengaku tengah melanjutkan negosiasi dengan CDB untuk proyek pembangkit tersebut.

Dengan memastikan pinjaman perbankan China itu, maka PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang sudah berkomitmen meminjamkan US$ 60 juta dari total kebutuhan US$ 200 juta proyek tersebut diharapkan bisa ikut memberikan pinjaman.

"Seluruh pinjaman itu diperlukan untuk pemesanan mesin dan konstruksi. Tapi karena krisis, pinjaman itu tertunda. Sehingga pemesanan mesin dan konstruksi fisik tertunda enam bulan," kata Erwin.

Menurutnya, krisis ekonomi global sempat membuat perbankan China menginginkan tambahan syarat dan kondisi sebelum memberikan pinjaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×