kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Bangun Pembangkit, Bosowa Kantongi Kredit US$ 140 Juta dari China


Kamis, 02 Juli 2009 / 18:29 WIB
Bangun Pembangkit, Bosowa Kantongi Kredit US$ 140 Juta dari China


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bosowa Corporation berhasil mendapatkan pinjaman tidak langsung sebesar US$ 140 juta dari perbankan China untuk mendanai pembangunan pembangkit listrik di Jeneponto, Sulawesi Selatan 2x100 MW.

Erwin Aksa Mahmud, Presiden Direktur Bosowa Corporation mengaku, upaya untuk meyakinkan sejumlah perbankan China agar bersedia mencairkan pinjaman tersebut sudah membuahkan hasil. Sehingga dalam waktu dekat, kedua pihak bisa menandatangani perjanjian tersebut.

"Alhamdulillah sudah dapat. Bunganya 6% per tahun dengan tenor 7 tahun," kata Erwin, Kamis (2/7).

Erwin menjelaskan, pinjaman tersebut bukan sebagai pinjaman langsung dari perbankan China. Tetapi, bank-bank itu memberikan melalui perusahaan kontraktor asal China. "Pinjaman tersebut bentuknya suplier credit yang diteruskan Chengda Enginer ke Bosowa. Chengda adalah perusahaan kontraktor Engineering, Procurement, Construction dari China," jelasnya. Menurut Erwin, konstruksi pembangkit listrik Jeneponto akan dimulai Agustus 2009 dan akan kelar tahun 2011.

Sebelumnya, rencana Bosowa untuk membangun pembangkit listrik di Jeneponto terpaksa tertunda karena kesulitan pendanaan. Padahal pembangkit bertenaga batubara itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen Bosowa.

Artinya, Bosowa mendapatkan pinjaman tidak langsung dari China Development Bank (CDB). Karena pada 24 Maret 2009 lalu, Erwin mengaku tengah melanjutkan negosiasi dengan CDB untuk proyek pembangkit tersebut.

Dengan memastikan pinjaman perbankan China itu, maka PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang sudah berkomitmen meminjamkan US$ 60 juta dari total kebutuhan US$ 200 juta proyek tersebut diharapkan bisa ikut memberikan pinjaman.

"Seluruh pinjaman itu diperlukan untuk pemesanan mesin dan konstruksi. Tapi karena krisis, pinjaman itu tertunda. Sehingga pemesanan mesin dan konstruksi fisik tertunda enam bulan," kata Erwin.

Menurutnya, krisis ekonomi global sempat membuat perbankan China menginginkan tambahan syarat dan kondisi sebelum memberikan pinjaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×