Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Adapun, dalam masa pembangunan pembangkit ini PLN bekerjasama dengan Shimizu Corp - PT Adhi Karya (Persero) Tbk Joint Operation (SAJO). PLTA Asahan 3 ini direncanakan bisa beroperasi pada tahun 2023.
Dwi menjelaskan, listrik dari PLTA Asahan 3 akan disalurkan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Sumatera Bagian Utara melalui Gardu Induk 275 kV Simangkuk serta meningkatkan bauran energi baru terbarukan sebesar 3,3%.
"Dengan demikian peningkatan kebutuhan listrik yang terus meningkat dari tahun ke tahun bisa ditopang dengan pasokan yang andal, serta dapat meminimalisir penggunaan pembangkit berbahan bakar fosil," terang Dwi.
Baca Juga: Pemerintah kejar realisasi kontrak 15.000 MW
Di samping itu, PLTA Asahan 3 ini juga ditargetkan bisa menambah efisiensi PLN. Pasalnya, pengoperasian pembangkit ini diharapkan dapat menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) untuk wilayah Sumatera Bagian Utara sekitar Rp 72 per kWh. Selain itu, pembangkit ini juga berpotensi menambah jumlah pelanggan rumah tangga setara 241.000 sambungan rumah, dengan perhitungan pelanggan 900 VA.
Dwi juga menyebut bahwa hingga akhir Februari 2020, proyek pembangkit ini telah menyerap tenaga kerja hingga lebih dari 800 orang.
"Sejak tahun 2012, PLN juga turut aktif menjalankan tanggung jawabnya baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan dengan telah menjalankan berbagai program CSR seperti Budidaya Air tawar, penyediaan bus sekolah serta program-program lain yang menunjang kegiatan masyarakat sekitar PLTA Asahan 3," ujarnya.
Adapun, dengan beroperasinya PLTA Asahan 3, maka kapasitas bauran energi untuk pembangkit EBT di Sumatera bagian utara sampai dengan 2023 akan meningkat menjadi 35,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News