kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Banjir Kerek Harga Komoditas Pangan


Kamis, 23 Januari 2014 / 07:31 WIB
Banjir Kerek Harga Komoditas Pangan
ILUSTRASI. Kerja sama?MNC Vision Networks (MVN)?dengan Migo Indonesia.


Reporter: Maria Elga Ratri, Handoyo, Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Bencana banjir yang melanda beberapa sentra produksi pangan dan jalur distribusi barang di wilayah sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa membuat pasokan bahan pangan tersendat. Akibatnya, harga komoditas pangan ikut terkerek.

Komoditas beras misalnya, beberapa sentra padi di Jawa Barat dan Jawa Tengah di sepanjang jalur Pantura seperti Karawang, Demak, dan Kudus dilanda banjir. Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir bilang sebagian sawah yang terkena banjir, baru masuk musim tanam. "Petani harus menanam ulang, sehingga panen mundur selama satu bulan ke April," kata Winarno, kepada KONTAN, Rabu (22/1).

Winarno menghitung, luas areal sawah yang terkena banjir di Pulau Jawa mencapai 250.000 hektare (ha) atau sekitar 3,57% dari total luas areal sawah nasional yang sekitar 7 juta ha. Karena harus menanam ulang, Winarno bilang petani butuh bantuan benih dan pupuk dari pemerintah. 

Meski panen mundur, tapi Winarno bilang, pasokan beras masih cukup aman hingga musim panen tiba. Sebab saat ini, stok beras komersial (non beras miskin) masih tersedia sekitar 350.000 ton.

Banjir juga membuat produksi komoditas sayuran seperti bawang merah, cabai  dan kentang ikut terganggu. Ketua Dewan Bawang Sunarto mengatakan, beberapa sentra bawang merah seperti Indramayu, Brebes, dan Kendal terancam gagal panen. "Di Indramayu sekitar 70% lahan terendam," kata Sunarto.

Adapun komoditas kentang, meski tak terkena banjir, namun cuaca buruk akhir-akhir ini menyebabkan produksi kentang turun dari 15 ton hingga 18 ton per ha, menjadi maksimal hanya 15 ton per ha. "Produksi turun," Ketua Asosiasi Petani Kentang Dataran tinggi Dieng M. Mudasir .

Distribusi bahan pangan tersendat karena harus menempuh rute yang lebih panjang. Akibatnya, banyak bahan pangan rusak dan menyebabkan pasokan pangan berkurang. Alhasil, harga pangan ikut terkerek.

Pasokan sayuran di Pasar Induk Kramat Jati susut rata-rata sekitar 10%. Pasokan cabai rawit misalnya, pekan ini hanya sekitar 946 ton, turun dari pekan lalu yang sekitar 952 ton. "Imbasnya, harga cabai rawit di pasaran terkerek dari Rp 18.000 per kilogram (kg) pada pekan lalu, jadi Rp 20.000 per kg," kata Sugiono, Asisten Manager Usaha dan Pengembangan Pasar Induk Kramat Jati.

Harga bawang merah naik dari Rp 14.000 per kg menjadi Rp 15.000 per kg di pasaran. Meski stok beras cukup, tapi kata Winarno harga beras juga naik. Harga beras tipe medium naik sekitar Rp 1.000 menjadi Rp 8.000 per kg hingga Rp 9.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×