Reporter: Galvan Yudistira, Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga komoditas batubara yang melempem beberapa tahun terakhir membuat perbankan mengerem pembiayaan pada sektor ini. Sebab, bisnis batubara yang masih dirundung awan mendung berpotensi meningkatkan kredit bermasalah.
Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mengatakan, meskipun dua bulan terakhir ada tanda-tanda kenaikan harga, tetapi kondisi belum stabil dan masih banyak keraguan terhadap situasi pasar.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga memberikan imbauan kepada beberapa bank agar jangan dulu menambah exposure kredit terkait komoditas batubara. Lantaran ketidakpastian harga batubara masih cukup besar.
Direktur Eksekutif APBI, Supriatna Suhala bilang, saat ini keraguan sejumlah bank memberikan dana pinjaman kepada perusahaan batubara karena harga komoditas pertambangan sangat rendah dalam empat tahun terakhir. "Itulah yang menyebabkan sektor finansial kurang bersemangat untuk mengucurkan kredit untuk investasi," katanya kepada KONTAN, Kamis (13/10).
Direktur Risk Management and Compliance Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, pada kuartal IV 2016 ini Bank Mandiri masih fokus pada penanganan restrukturisasi kredit bermasalah. “Perbaikan non performing loan (NPL) tidak akan cepat utamanya di sektor yang terkait dengan komoditas dan sektor penunjang yaitu transportasi alat angkut tambang dan kontraktor,” ujar Siddik, Kamis, (13/10).
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad memprediksi, kredit macet di sektor komoditas tambang masih ada potensi mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan kredit yang masih belum terlalu tinggi ke depan.
Selain itu, beberapa debitur sektor komoditas dan tambang masih diprediksi masih akan menyesuaikan terhadap kondisi ekonomi ke depan. “NPL sektor komoditas dan pertambangan tahun ini beberapa diantaranya merupakan sisa dari tahun 2015,” ujar Muliaman.
Meski begitu perusahaan batubara seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tidak merasakan kesulitan pendanaan hingga saat ini. Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Adib Ubaidillah menyatakan, pada saat ini PTBA tidak mempunyai pinjaman jangka panjang. Di samping itu, beberapa bank masih tetap mengajukan penawaran kepada PTBA untuk melakukan skema pinjaman baik modal kerja maupun jangka panjang.
"Cash flow PTBA hingga kini masih positif sehingga belum memerlukan pembiayaan dari perbankan saat ini. Terkait dengan komitmen pendanaan proyek yang sudah ada, bank juga masih tetap komitmen," urainya kepada KONTAN, Kamis (13/10).
Setali tiga uang, Head of Corporate Communication Division PT Adaro Energi, Febriati Nadira menyampaikan, hingga kini Adaro masih memiliki hubungan baik dengan bank. "Terbukti dari kegiatan refinancing yang berhasil kami lakukan dalam beberapa tahun terakhir ini," tandasnya kepada KONTAN, Kamis (13/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News