kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Banyak fasilitas kolaps akibat Covid-19, industri kesehatan harus segera dibenahi


Kamis, 15 Juli 2021 / 18:58 WIB
Banyak fasilitas kolaps akibat Covid-19, industri kesehatan harus segera dibenahi
ILUSTRASI. Petugas kesehatan merapikan tempat tidur pasien di Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di kawasan Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/7/2021).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 yang kian menggila dalam beberapa pekan terakhir membuat industri kesehatan di Indonesia kolaps. Pemerintah pun diharapkan segera membenahi kualitas industri kesehatan dalam negeri.

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, industri kesehatan Indonesia memang belum bisa merespons situasi darurat seperti sekarang ini. Sebenarnya, bila dilihat dalam konteks yang lebih luas, hanya sedikit negara maju yang industri kesehatannya siap menghadapi terjangan pandemi Covid-19. “Bahkan AS pun kolaps juga, tapi bedanya mereka negara kaya yang punya sumber daya melimpah,” ujar dia, Kamis (15/7).

Sebaliknya, sumber daya Indonesia di sektor kesehatan masih menjadi tanda tanya, baik dari sisi sumber daya infrastruktur maupun sumber daya manusia. Hal ini terbukti dari masih bergantungnya Indonesia dalam impor obat-obatan terkait Covid-19.

Di awal pandemi saja, Indonesia masih harus mengimpor masker dan sarung tangan medis lantaran industrinya saat itu belum siap.

Baca Juga: Kemenkes mengupayakan produk-produk farmasi bisa diproduksi di dalam negeri

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), impor produk farmasi Indonesia di periode Januari–Mei 2021 tercatat sebesar US$ 200,06 juta. Jumlah ini sudah melampaui realisasi impor produk farmasi sepanjang tahun 2020 sebesar US$ 111,10 juta. Adapun pada tahun 2019 atau saat sebelum pandemi terjadi, impor produk farmasi Indonesia hanya mencapai US$ 74,27 juta.

Fasilitas kesehatan di Indonesia pun masih jauh dari kata memadai. Dicky menyebut, dari sisi ketersediaan tempat tidur bagi pasien rumah sakit, saat ini Indonesia hanya punya 1 tempat tidur untuk 1.000 orang.

“Asumsi dari 1.000 orang, 20% perlu perawatan yang artinya 200 orang butuh tempat tidur. Jelas banyak yang tidak kebagian. Ini jelas kolaps jadinya,” ungkap dia.

Baca Juga: Pengamat sebut industri kesehatan belum siap hadapi lonjakan kasus corona



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×