kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   15.000   0,79%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Banyak fasilitas kolaps akibat Covid-19, industri kesehatan harus segera dibenahi


Kamis, 15 Juli 2021 / 18:58 WIB
Banyak fasilitas kolaps akibat Covid-19, industri kesehatan harus segera dibenahi
ILUSTRASI. Petugas kesehatan merapikan tempat tidur pasien di Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di kawasan Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/7/2021).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Setali tiga uang dari sisi SDM, rasio dokter di Indonesia disebut Dicky terendah kedua di Asia Tenggara. Dalam hal ini, empat dokter di Indonesia harus melayani 10.000 penduduk. Begitu juga dengan rasio jumlah perawat yang mana hanya ada dua perawat saja untuk melayani 1.000 penduduk.

Dicky menilai bahwa kondisi ini tidak boleh dibiarkan sehingga diperlukan perbaikan dan penataan ulang terhadap industri kesehatan domestik. Sebab, pandemi Covid-19 memperlihatkan betapa rawannya industri kesehatan Indonesia. Dengan begitu, diperlukan peta jalan yang jelas dari pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas infrastruktur hingga layanan kesehatan.

“Saya ingat Kemenkes sudah punya rencana mengurangi impor bahan baku obat dan pengembangan lainnya. Tapi ini perlu komitmen besar dan Indonesia memang harus menciptakan kemandirian di sektor kesehatan,” terang dia.

Baca Juga: Panduan donor plasma konvalesen, mulai syarat, alur hingga biayanya

Di samping itu, Dicky juga menyampaikan, agar industri kesehatan tidak semakin morat-marit, maka mau tidak mau mitigasi berupa pencegahan penularan Covid-19 yang harus betul-betul lebih digalakkan. Dalam hal ini, ia menyarankan supaya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat kembali diperpanjang.

“PPKM Darurat tak cukup hanya dua minggu. Perlu waktu lebih lama untuk mengantisipasi skenario terburuk, apalagi Indonesia saat ini dianggap sebagai episentrum Covid-19 varian Delta,” pungkas dia.

Baca Juga: Telemedicine dan obat gratis pasien isoman diperluas ke wilayah Bodetabek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×