kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Banyak kendala, proyek transportasi tetap jalan


Rabu, 19 Oktober 2016 / 11:14 WIB
Banyak kendala, proyek transportasi tetap jalan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah terus memacu pembangunan proyek transportasi masal di kawasan Jakarta dan sekitarnya mulai dari light rail transit (LRT), mass rapid transit (MRT) hingga  kereta cepat Jakarta-Bandung atau high speed rail (HSR). Kendati pengerjaan proyek tersebut masih menghadapi sejumlah kendala, mulai dari pendanaan dan sebagian pembebasan lahan, namun kontraktor atau pemilik konsensi proyek tersebut masih optimistis ketiga proyek tersebut bisa beroperasi sesuai target awal. 

Salah satunya MRT Jakarta.  Dari awal proyek ini berjalan Oktober 2013, sampai akhir September 2016 kemarin, progres pembangunan proyek ini sudah mencapai 56%.

Menurut Tuhiyat, Direktur Keuangan PT MRT Jakarta,  perkembangan pembangunan fisik yang paling bagus ada di jalur bawah tanah dibandingkan jalur layang (elevated)" Pengerjaan jalur underground sudah over target mencapai 70%. Sementara jalur layang baru 35%-40%." ungkapnya pada KONTAN, Senin (17/10). 

Saat ini pengerjaan jalur bawah tanah dari arah Patung Pemuda, sudah mencapai Benhil. Sementara pengerjaan dari Bundaran HI ke arah Selatan sudah melewati Dukuh Atas. Jika tidak ada aral melintang, Tuhiyat memperkirakan jalur bawah tanah sudah akan tersambung di kawasan Setia Budi akhir 2016 ini. 

Setelah tersambung, MRT Jakarta akan melanjutkan pengerjaan pintu masuk penumpang. Sedangkan untuk jalur layang dari Lebak Bulus menuju Blok M sudah dilakukan pemasangan girder atau balok penopang.

Tuhiyat mengaku tidak banyak kendala dalam pengerjaan proyek MRT tahap I sepanjang 15,7 km tersebut. Kendala saat ini hanya soal pembebasan sekitar 10% di lokasi yang sangat krusial yakni di dua stasiun yang belum bisa dibuka identitasnya. 

Tunggu izin pemerintah

Sedangkan PT Adhi  Karya Tbk (ADHI) terus menggarap proyek LRT Jabodetabek meski kontrak sebagai operator LRT belum didapat dari Kementerian Perhubungan.

Harris Gunawan, Direktur Keuangan ADHI mengatakan, progres pembangunan konstruksi trase Cibubur-Cawang sudah mencapai 12,69% hingga 7 Oktober 2016. Trase Cawang-Bekasi mencapai 4,8% dan lintasan Cawang-Dukuh Atas mencapai 2,92%. 

Saat ini, pengerjaan lintasan Cibubur-Cawang sudah dalam pemasangan ultra shape atau balok lintasan LRT. Sedangkan di trase Cawang - Bekasi dalam proses pengerjaan tiang dan di lintasan ketiga baru dalam proses tes pengeboran tiang pancang.  

Harris mengungkapkan, pihaknya berupaya mengebut pengerjaan proyek tersebut meskipun kontrak belum ditandatangani. Pihaknya akan menggunakan dana penyertaan modal negara (PMN) yang telah didapat tahun lalu. Ia yakin, kontrak dari Kementerian Perhubungan bisa terealisasi paling cepat November  2016 nanti. 

Sementara kemajuan proyek kereta cepat Jakarta Bandung masih kecil karena PT Kereta Api Cepat Indonesia China masih berkutat di pembebasan lahan dan pendanaan. Saat ini, KCIC baru menyelesaikan pembangunan fisik sepanjang  5 km di kawasan Walini, Jawa Barat. 

Febriyanto, Corporate Communication KCIC menyebut progres pembebasan lahan pertengahan Oktober 2016 sudah 66%. Perusahaan ini menargetkan pembebasan lahan bisa mencapai 80% pada awal November 2016 agar bisa mencairkan pendanaan dari China Development Bank (CDB). Sebagai catatan, bank asal China ini baru mau menggelontorkan utang kalau proses pembebasan lahan sudah kelar 100%.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×