kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak manfaat, ekonom sarankan UMKM kuliner gabung di cloud kitchen


Selasa, 16 Juni 2020 / 15:59 WIB
Banyak manfaat, ekonom sarankan UMKM kuliner gabung di cloud kitchen
ILUSTRASI. Pekerja membuat kue kering untuk Hari Raya Idul Fitri di Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (4/5). Kenaikan harga bahan-bahan pembuat kue menyebabkan produsen terpaksa menaikkan Harga kue-kue kering untuk hari raya idul fitri dari Rp70.000 per Kilogram menjadi


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsep dapur kolektif atau cloud kitchen ternyata menawarkan manfaat yang sangat besar bagi UMKM. Konsep yang mulai dikembangkan oleh penyedia layanan delivery, seperti GoFood, GrabKitchen maupun Kulina itu tidak hanya menawarkan peluang memperluas pasar tetapi memperluas pasar tapi juga kesempatan memaksimalkan profit.

Hal itu, disampaikan oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara. Analisa itu didasarkan pada pengamatannya selama masa pandemi Covid-19 ini di mana prospek layanan pesan-antar (delivery) itu sangat cerah karena konsep work from home yang diterapkan pemerintah justru memicu permintaan terhadap layanan pesan-antar makanan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Saya berdoa tidak terjadi second wave corona
 
“Ini sangat solutif buat UMKM yang ingin memulai bisnis kuliner. Inovasi cloud kitchen ini mirip factory sharing yang berlaku di industri. Jadi ini salah satu perwujudan sharing economy dan momentumnya sangat pas di era pandemi karena sekarang banyak yang bekerja dari rumah. Prospek pesan-antar makanan sangat cerah,” katanya, Selasa (16/6).

Konsep cloud kitchen mirip dengan pujasera tapi bedanya hanya melayani pesan-antar makanan. Melalui cloud kitchen, UMKM tetap menjadi pemilik atas bisnis tersebut tetapi mendapatkan bantuan teknologi dan fasilitas dapur dari para penyedia layanan delivery.
 
Bhima memperhitungkan bahwa dengan bergabung di konsep cloud kitchen , UMKM yang baru memulai bisnis dapat menghemat biaya operasional karena komponen biaya pembelian peralatan dan sewa tempat itu dapat mencapai 70%-80% total biaya investasi mereka.

Dengan bergabung di cloud kitchen, UMKM menjadi minim risiko, karena mereka terbebas dari beban bayar sewa atau renovasi bangunan, beban biaya penyediaan ruang makan bagi mereka yang ingin menyantap makanan di tempat, dapat melayani konsumen lebih cepat serta infrastruktur dapur yang sudah siap.

Baca Juga: Inilah realisasi belanja APBN 2020 per 15 Juni 2020
 
“Sebaiknya mereka bergabung dengan cloud kitchen ini karena keberadaan mereka itu tidak akan menggerus pasar [UMKM] itu sendiri melainkan bisa memunculkan wirausahawan kuliner. Pasar kita itu luas sekali, ada 260 juta penduduk, sementara rasio kewirausahaan baru 3,1%,” jelas Bhima.




TERBARU

[X]
×