kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Banyak manfaat positif holding BUMN energi


Senin, 06 Juni 2016 / 13:52 WIB
Banyak manfaat positif holding BUMN energi


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Sejumlah kalangan menilai rencana pemerintah membentuk holding BUMN energi berdampak sangat baik bagi kedaulatan energi nasional. Selain bisa meningkatkan efisiensi, juga membuat kemampuan holding bisa lebih besar.

“Jadi positifnya sangat banyak,” kata Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro dalam keterangan, Senin (6/6). Menurut Komaidi, dengan pembentukan holding maka efisiensi jauh meningkat. Sebab, dengan holding akan ada penyatuan infrastruktur antara Pertamina dan PGN.

Selain itu, dari sisi penugasan pemerintah, dengan adanya lembaga baru nanti, tentu penugasan akan lebih sederhana dan ini pun membuat jauh lebih efisien. “Salah satunya adalah persoalan open access. Jika selama ini selalu bermasalah, maka dengan adanya holding, persoalan itu akan selesai,” kata dia.

Dari sisi investasi, Komaidi juga menilai, bahwa dengan holding maka kemampuan investasi jauh lebih besar. Karena penggabungan aset akan bisa dimonetisasi, artinya bisa menjadi agunan atau jaminan untuk penerbitan obligasi jika ingin melakukan pembiayaan.

Itu sebabnya Komaidi tidak heran, jika saham PGN mengalami rebound ketika pemerintah menggulirkan rencana pembentukan holding. Hal ini terjadi, karena para investor melihat bahwa pembentukan holding memang sangat positif.

Apalagi, perencanaan itu dilakukan langsung oleh Kementerian BUMN, sehingga investor semakin mendapat jaminan dari pemerintah. “Tren saham tersebut juga terjadi di berbagai negara. Karena penyatuan  perusahaan akan menjadikan lebih efisien,” lanjutnya.

Dalam konteks itulah Komaidi mengajak semua pihak untuk menyambut baik respons positif tadi. Tidak hanya pemerintah yang harus menyambut baik, namun juga Pertamina dan PGN.

Sebelumnya pakar energi UGM Fahmy Radhi mengatakan, bahwa di tengah persaingan industri migas yang semakin ketat, pembentukan holding BUMN Energi di Indonesia memang menjadi urgen.

Fahmy menegaskan, pembentukan holding dapat mendorong bisnis holding BUMN energi menjadi lebih kompetitif, memperkuat struktur aset dan modal, serta menjadi lebih efisien.

“Saya setuju holding energi dibentuk. Karena dalam kondisi harga minyak yang selalu menurun, ini memang perlu ditata kembali. Saya setuju, karena bisa mendorong efisiensi akan mendorong akumulasi modal, danakan lebih kompetitif. Ini memang suatu kebutuhan,” kata Fahmy.

Menurut Fahmy, holding sangat tepat sebagai langkah untuk menata tata kelola. Dan, terkait tata kelola dimaksud, Fahmy menekankan bahwa tata kelola tersebut haruslah yang memagari agar jangan sampai ada mafia migas.

Di sisi lain, Fahmy juga setuju jika Pertamina menjadi National Oil Company (NOC). Menurutnya, setiap negara memang seharusnya memiliki satu NOC. Keberadaan NOC ini penting sebagai representatif. Misalnya untuk melakukan tender di luar negeri, maka yang berperan adalah NOC.

Begitu pula ketika akan menjual minyak atau gas ke luar negeri, maka NOC bisa berperan. “Jadi saya setuju. Saya sangat mendukung. Karena hal itu nanti bisa dikordinasikan di dalam holding,” kata Fahmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×