Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak Pemerintah mengimbau masyarakat bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah dan Dengan Diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSBB) yang dilakukan sebagai upaya melawan virus Corona atau COVID-19 yang menyebar secara masif di Indonesia.
Sejumlah perusahaan pun mematuhi imbauan itu dengan kebijakan Work From Home (WFH). Institusi pendidikan juga meliburkan sekolah dan meminta muridnya belajar di rumah. Namun masalah muncul saat banyak masyarakat mengeluhkan jaringan internet yang lelet.
Menanggapi hal tersebut, Wifi Republic penyedia jasa layanan internet mengaku menemukan beberapa keluhan dari sejumlah user tetapi jumlahnya sangat sedikit.
"Sementara itu untuk yang tingkat keluhan tertinggi (sampai internet tidak aktif sampai jangka waktu lama) itu hampir sulit ditemukan. Karena kami berkomitmen untuk menyediakan jaringan internet yang berkualitas," ujar CEO Wifi Republic Firman Raditya kepada kontan.co.id, Selasa (30/9).
Baca Juga: Wifi Republic: Permintaan sewa untuk ke China mendominasi di tengah isu virus corona
Firman mengaku infrastruktur jaringan buruk terkadang memang terjadi di dunia telekomunikasi, menurutnya hal tersebut tidak bisa dihindari 100%. Tetapi pihaknya tetap berkomitmen untuk memberikan fasilitas internet terbaik dan meminimalisir sekecil-kecilnya peluang terjadi ganguan internet.
"Sejauh ini pengguna kami Sebagian besar nyaman dan senang dengan internet kami. Kami sangat memprioritaskan customer kami. Karena kami menyediakan layanan technical support 24 jam dan memperkuat dari sisi operasional kami," katanya.
Ia menyebut, saat ini perusahaan sedang mencoba untuk lebih memfokuskan diri kepada internet untuk kebutuhan WFH, kedepannya produk-produk dari Wifi Republic akan dibundling dengan kebutuhan-kebutuhan WFH. "Kami optimis pelanggan kami terus meningkat setiap bulannya sampai akhir tahun jika terus konsisten," ujar Firman.
Selanjutnya: Saat pandemi, trafik data Wifi Republic meningkat 10%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News