Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah menurunnya bisnis perusahaan akibat wabah Covid-19, startup penyedia layanan sewa penginapan, Airbnb, akan merumahkan 1.900 orang karyawan. Jumlah itu setara dengan 25% dari total jumlah pekerja Airbnb saat ini.
Dalam memo yang disebar ke karyawan, CEO Airbnb Brian Chesky mengatakan keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan pegawai itu diambil karena pemasukan Airbnb turun drastis akibat pandemi virus corona di berbagai negara. Pemasukan Airbnb tahun ini diprediksi hanya separuh dari total pemasukan pada 2019 lalu.
Banyaknya kebijakan berdiam diri di rumah membuat Airbnb menerima banyak pembatalan pesanan kamar. "Kita sedang melewati krisis paling mengerikan (Covid-19). Walau mulai mereda, namun perjalanan global menjadi diam tak bergerak, bisnis Airbnb kena pukulan keras," tulis Chesky.
Baca Juga: TripAdvisor memecat 900 pekerja untuk kurangi biaya
Karyawan yang dirumahkan bakal dibantu dicarikan pekerjaan melalui program alumni (karyawan yang telah keluar dari Airbnb dan bekerja di tempat lain). Airbnb saat ini memiliki sekitar 7.500 karyawan. Dihimpun dari The Information, Kamis (7/5), dengan langkah PHK 1.900 karyawan, Airbnb berharap bisa berhemat anggaran antara US$ 400 juta hingga US$ 500 juta per tahun.
Airbnb juga telah mengumumkan kebijakan pembatalan pesanan yang lebih fleksibel. Pemesan bisa mengubah waktu kapan saja mereka inginkan. Kebijakan itu menguntungkan pengguna, tapi pemasukan host atau pemilik penginapan jadi tertahan.
Baca Juga: Di tengah pandemi corona, Airbnb dapat kredit sindikasi US$ 1 miliar
Chesky mengatakan ada dua tantangan yang menghadang pelaku industri hospitality semacam AirBnb. Pertama, belum jelas kapan orang-orang akan mulai bepergian lagi. Kedua, kalaupun mereka sudah mulai melancong, kondisinya tak akan sama seperti dulu lagi. (Reska K. Nistanto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pesanan Kamar Banyak Dibatalkan, Airbnb PHK 1.900 Karyawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News