Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara terus menjulang tinggi. Selasa kemarin (6/2) bahkan menembus angka US$ 100,69 per ton. Tak pelak, kondisi ini bisa menyulitkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Kenaikan harga batubara membuat perusahaan ini harus menanggung biaya besar lantaran sekitar 57% sampai 60% pembangkit PLN menggunakan sumber energi batubara. Pasalnya, saban tahun, pemakaian batubara PLN mencapai 80 juta ton.
Dengan keputusan pemerintah tak boleh menaikkan tarif listrik sampai Maret 2018 nanti, kenaikan harga batubara menjadi ongkos mahal yang harus ditanggung PLN.
Direktur Perencanaan Strategis PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, kenaikan harga batubara dalam negeri jelas memberi beban operasional PLN.
Menurut Iwan, panggilan karib Supangkat Iwan, pemerintah saat ini tengah mencari jalan atas masalah ini. "Karena belum ada keputusan saya belum bisa bilang. Pemerintah berkomitmen akan ambil keputusan, jadi tak bisa seenaknya sendiri" ujarnya kepada KONTAN, Selasa (6/2).
Dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017, PLN memasang harga batubara di angka sekitar US$ 41 per ton. Adapun, tahun ini PLN memasang harga sekitar US$ 60–US$ 63 per ton.
Dengan harga batubara saat ini menembus US$ 100,69 per ton, PLN akan menombok sekitar US$ 37 per ton. Biasanya PLN membeli batubara ke penambang lebih rendah US$ 7 per ton dari harga batubara acuan (HBA) bulanan.
Tahun 2017 lalu, kata Iwan, dengan membeli batubara dengan harga US$ 80–US$ 90 per ton, PLN merugi sekitar US$ 14 triliun. Sayang, Iwan belum menghitung potensi kerugian PLN jika harga batubara menembus US$ 100 per ton.
Iwan juga masih bungkam hitung-hitungan tarif listrik jika biaya membesar. Sebab, keputusan menaikkan tarif di tangan pemerintah.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi menyatakan, dengan harga batubara tinggi, PLN harus mempertimbangkan pembelian batubara dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) untuk kebutuhan pembangkit. Pemerintah saat ini tengah melakukan diskusi dengan PLN dan pengusaha batubara untuk harga DMO.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, sulit memprediksi kenaikan harga batubara tahun ini. Tingginya harga batubara, negosiasi dengan para pengusaha sepertinya akan semakin alot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News