Reporter: Abdul Basith, Noverius Laoli | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minimnya realisasi impor bawang putih membuat harga komoditas ini melambung di pasaran. Realisasi impor yang minim membuat stok bawang putih impor di pasar kosong sehingga harganya tembus Rp 60.000 per kilogram (kg). Harga itu jauh di atas harga di gudang importir yang Rp 18.000 per kg.
Sampai 28 Februari 2018, Kementerian Perdagangan (Kemdag) telah menerbitkan surat persetujuan impor (SPI) kepada 13 perusahaan importir bawang putih. Dari 13 perusahaan itu, total kuota impor yang dibseikan mencapai 125.984 ton.
Namun hingga 28 Maret 2018, realisasi impor baru mencapai 15,8% atau sebanyak 19,894 ton. Salah satu importir bawang putih yang mendapat kuota terbesar adalah PT Pertani (Persero). Perusahaan pelat merah itu baru merealisasi 37,8% dari total kuota impor yang diperoleh 30.000 ton.
Direktur Utama PT Pertani Wahyu enggan menjawab penyebab rendahnya realisasi impor bawang putih pertani saat ini. "Tanyakan ke Kementeriaan Koordinator Perekonomian," elaknya
Kelangkaan pasokan bawang putih itu tidak hanya meresahkan konsumen, tapi juga para pedagang. Bahkan mereka pada Selasa (10/4), mengeruduk Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR. Dalam RDP itu mereka mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan bawang putih impor.
Supartha, salah seorang pedagang asal Bogor Jawa Barat mengatakan, kelangkaan bawang putih sudah terjadi sejak Januari 2018. "Janji pemerintah kalau stok bawang putih banyak ternyata tidak benar. Kami justru tidak mendapatkan barangnya," ujarnya.
Dengan tidak adanyanya asupan bawang putih importir, maka menyebabkan harga bawang putih di pasar naik.
Senada dikatakan pedagang bawang putih di Pasar Kramat Jati Jakarta bernama Siti Khairul. Menurutnya, terakhir kali ia menjual bawang putih pada sepekan yang lalu. "Sementara stok sekarang sudah tidak ada, atau kosong, kami kesulitan mendapatakan pasokan bawang putih impor," tuturnya.
Siti mengaku sempat melihat beberapa kontainer pengangkut bawang putih tiba di Pasar Kramat Jati, beberapa waktu lalu. Namun ia heran, karena pedagang tidak mendapat pasokan barang putih tersebut. Bukan hanya bawang putih impor saja yang kosong, namun menurut Siti, bawang putih lokal semakin sulit diperoleh pedagang.
"Padahal kami mendapat informasi ada panen di Bayuwangi, Jawa Timur, tapi kami tak pernah mendapatkan barangnya,"sesalnya.
Dugaan kartel
Atas kondisi ini, Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi dalam RDP mengaku akan meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kelangkaan bawang putih ini. Sebab, dia menduga, adanya permainan kartel pada komoditas sektor bawang putih.
DPR juga meminta agar Satgas Pangan segera menelusuri dugaan permainan kartel bawang putih. Dugaan ini disebabkan karena walau pemerintah telah membuka keran impor bawang putih, tapi barangnya kosong.
"Satgas pangan harus mengusut tuntas tata niaga bawang putih, apalagi ada temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ada sembilan kejanggalan niaga pangan," kata Viva
Selain itu Komisi IV DPR juga berencana memanggil Kementerian Pertanian, Perum Bulog dan Satgas Pangan untuk mencari solusi terkait kosongnya stok bawang putih. Pihaknya juga akan mempertanyakan kebijakan Kementerian Pertanian (Kemtan) mewajibkan importir menanam bawang putih untuk setiap kali melakukan impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News