Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bayer Indonesia menargetkan penjualan benih padi hybrida sebanyak 700 ton pada tahun ini. Sampai saat ini, perusahaan bermarkas di Jerman ini telah memasarkan benih padi sebanyak 500 ton.
Mohan Babu Commercial Director and Head CS Indonesia & Malaysia optimistis dapat meraih target penjualan tersebut, karena pada akhir tahun ini masuk masa tanam petani. Sekadar informasi, benih padi hibrida ini laris manis dipasaran karena sifatnya yang tahan penyakit sehingga hasil produksinya lebih maksimal.
Namun, produksi benih ini masih dilakukan di India*, karena terbatasnya tenaga ahli di Indonesia. Seperti diketahui, Bayer Indonesia merupakan penghasil benih padi dan hortikultura.
Selain bisnis benih, sejak 1,5 tahun lalu, Bayer juga mulai memproduksi herbisida* untuk tanaman jagung alias crop* protection bernama adengo. Produksi adengo dilakukan di pabrik Surabaya, Jawa Timur. Total* kapasitas produksi saat ini sebesar 5.600 ton.
Marc Reichardt, COO, Head of Agricultural Commercial Operations Bayer CropScience AG mengatakan, jagung tidak hanya menjadi komoditas pangan, namun juga dibutuhkan untuk pakan ternak.
Sayang, sampai saat ini Indonesia masih kerap mendatangkan jagung dari negara lain. Ini lantaran hasil produksi jagung dalam negeri rendah. Makanya, untuk merespons hal tersebut, perusahaan mencoba menghadirkan produk adengo untuk mendukung produktivitas jagung dalam negeri.
"Adengo dapat membunuh rumput liar di sekitaran tanaman jagung sampai sekitar dua bulan, dan lebih ramah lingkungan," kata Mohan Babu Commercial Director and Head CS Indonesia & Malaysia, Rabu (9/11). Sejauh ini, adengo sudah digunakan di lahan seluas 4 juta Hektare (Ha).
Sayang, Mohan enggan merinci target penggunaan produk baru ini sampai akhir tahun. Untuk proyek ini, perusahaan menanamkan modal sebesar € 1,5 juta dan sumber daya manusia sebanyak 45 orang untuk memberikan pelatihan pada petani di lapangan.
* Tulisan ini merupakan koreksi berdasar klarifikasi dari Anton Susanto, Head Communication PT Bayer Indonesia, tertanggal 10 November 2016. Dalam surat tersebut Anton Susanto menyampaikan koreksi sebagai berikut:
Tertulis sebelumnya
1. "Namun, produksi benih ini masih dilakukan di Jerman ..."
Seharusnya:
"Namun, produksi benih ini masih dilakukan di India..."
2. "Selain bisnis benih, sejak 1,5 tahun lalu, Bayer juga mulai memproduksi insktisida untuk tanaman jagung alias corp protection bernama adengo... Produksi adengo dilakukan di pabrik Surabaya, Jawa Timur. Kapasitas produksi saat ini sebesar 5.600 ton."
Seharusnya:
"Selain bisnis benih, sejak 1,5 tahun lalu, Bayer juga mulai memproduksi herbisida untuk tanaman jagung alias crop protection bernama adengo. Produksi adengo dilakukan di pabrik Surabaya, Jawa Timur. Total kapasitas produksi saat ini sebesar 5.600 ton."
Isi lengkap surat koreksi tersebut bisa dibaca di http://pembaca.kontan.co.id/suratpembaca/read/1478788221/Klarifikasi-atas-pemberitaan-Bayer-Indonesia
Kami menyampaikan terima kasih untuk koreksinya dan mohon maaf atas ketidakakuratan dan kesalahan penulisan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News