Reporter: Puspita Saraswati | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pebisnis biro wisata menikmati hasil positif sepanjang paruh pertama tahun ini. Dari kinerja emiten biro wisata menunjukkan kinerja yang positif dibanding periode serupa tahun lalu.
Semisal PT Bayu Buana Tbk (BAYU) yang mencatatkan kenaikan sebanyak 11% dari Rp 837,1 miliar menjadi Rp 931,5 miliar.
Menurut Agustinus Kasjaya Pake Seko, Direktur Utama PT Bayu Buaya, salah satu hal yang membuat kinerja perusahaan melonjak berasal dari peningkatan pendapatan di lini korporasi.
Selain itu juga berasal dari penjualan paket wisata ritel. "Khususnya untuk produk paket ke luar negeri," katanya kepada KONTAN, Rabu (1/8).
Hasil tersebut sudah sesuai dengan target yang dibidik perusahaan ini. Melihat hal tersebut, BAYU optimistis untuk bisa menggapai target pertumbuhan bisnis yang dipatok sepanjang tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun.
Asal tahu saja, target tersebut tumbuh 13% dari pendapatan tahun 2017 yang sebesar Rp 1,86 triliun. Begitu pula dengan laba yang diharapkan bisa tembus Rp 37 miliar di akhir tahun ini. Target tersebut 12% lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu.
Kiatnya adalah mengoptimalkan lini bisnis yang ada. Seperti penjualan wisata ke perusahaan (korporasi) serta ritel, baik itu tur dalam negeri maupun luar negeri.
Kata Agustinus, saat ini kondisi tidak lah mudah. Faktor penyebab adalah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Kondisi ini menjadi tantangan perusahaan ini agar mampu membuat paket tur wisata yang dari sisi harga masih terjangkau di tengah gejolak rupiah. "Kami harus mampu menjawab external challenge tersebut," ujarnya.
Sayang, Agus tidak merinci soal rencana pengembangan paket wisata yang masih terjangkau tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News