Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
"Penetapan BBM jenis Premium di bawah harga keekonomian. Kalau terjadi hal semacam ini maka ada subsidi yang dialihkan oleh PT Pertamina. Itu selama bertahun-tahun menjadi beban bagi PT Pertamina," tuturnya.
Belum lagi, kata Fahmy, meskipun sudah disubsidi oleh pemerintah dengan stok yang banyak, Premium ini seringkali mengalami kelangkaan. Sehingga, Fahmi merasa itu akan membebani Pertamina.
Baca Juga: Seiring membaiknya situasi ekonomi, kenaikan harga BBM berpotensi terjadi
"Keluhan semacam itu kerapkali muncul dan fakta di lapangan memang menunjukkan seringnya terjadi kelangkaan," jelasnya.
Pemerintah, kata dia, seharusnya sudah bisa menghadirkan BBM yang tingkat kualitasnya bagus bagi lingkungan. Karena, kata dia, BBM octane rendah merupakan BBM yang gas buang dari knalpot dengan emisi tinggi, tidak ramah lingkungan
Sebenarnya, kata Fahmy, pada 2015 tim anti mafia migas merekomendasikan untuk menghapuskan BBM Premium.
Kata dia, potensi pemburuan rente menjadi pertimbangan tim anti mafia migas untuk merekomendasikan penghapusan BBM Premium.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menambahkan, dengan menggunakan BBM ron tinggi, maka kinerja mesin kendaraan menjadi lebih sempurna. Melalui kinerja mesin yang sempurna, kompresi mesin menjadi lebih tinggi dan akselerasi menjadi lebih bagus.
"Sehingga gas buang menjadi lebih sedikit dan lebih bagus lagi. Selain itu, dengan BBM Ron tinggi maka dengan kinerja mesin yang lebih sempurna dibandingkan dengan BBM ron rendah maka mesin menjadi lebih awet dan tahan lama," jelas Mamit.