Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) premium dan solar sebesar Rp 500 mulai Jumat (1/4) membawa angin segar bagi pebisnis ritel domestik. Peritel berharap, penurunan BBM ini bisa lebih menggairahkan bisnis ritel yang sempat melambat di awal tahun ini.
Menurut perhitungan Tutum Rahanta, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) efek penurunan BBM ke depan adalah harga jual barang bisa turun. Soalnya, harga BBM yang turun berpengaruh terhadap biaya distribusi barang.
Ia menghitung, rata-rata biaya distribusi barang di ritel modern berkisar 2% dari biaya operasional. Tentu biaya distribusi ini bisa turun lebih besar lagi setelah harga BBM mulai turun per hari ini.
Nah, ujungnya bisa ditebak, para pemasok dan pabrikan pun bisa memangkas harga produk konsumsi. Bila ini terjadi, harga barang pun bisa turun. "Tapi ini butuh waktu," kata Tutum kepada KONTAN, Kamis (31/3).
Soalnya yang menjadi pendorong konsumsi ritel yakni daya beli masyarakat belum tentu langsung terangkat. Karena itu butuh waktu.
Tapi ia optimistis selain harga BBM, tarif listrik per April 2016 ini juga kembali turun bisa memompa daya beli masyarakat. "Dalam kondisi normal, bakal ada kenaikan pendapatan antara satu bulan sampai dua bulan nanti," harap Tutum.
Namun ia berharap momentum ini juga bisa dibarengi dengan kebijakan yang lain. Seperti kenaikan upah minimum provinsi, serta kepastian kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty).
Bila ini terealisasi, peritel domestik yang tergabung dalam Aprindo optimistis pertumbuhan bisnis ritel bisa tumbuh antara 12% sampai 15% di akhir tahun ini. Proyeksi ini jelas lebih tinggi dari pertumbuhan bisnis ritel tahun lalu yang cuma sekitar 7% sampai 8%.
Satria Hamid Ahmadi, General Manager Corporate Communication Trans Retail Indonesia mengangguk setuju dengan pernyataan Tutum. Ia optimistis penurunan harga BBM ini sudah pasti bisa membuat banyak konsumen membeli barang di ritel modern termasuk Trans Retail.
Sama seperti Tutum, Satria juga berharap momentum juga bisa dibarengi dengan realisasi kebijakan yang sudah digulirkan pemerintah. "Kami menyambut positif kebijakan ini, namun demikian kebijakan ini harus dibarengi dengan kebijakan lain seperti percepatan infrastruktur," ujar Satria kepada KONTAN.
Satria berharap jumlah kunjungan konsumen ke Transmart, gerai kelolaan Trans Retail bisa makin bertambah. Pada Maret 2016, rata-rata jumlah pengunjung gerai Trans Mart sekitar antara 1.500 sampai 2.000 di hari kerja dan saat akhir pekan bisa mencapai 3.500 sampai 4.000 pengunjung.
Untuk mengundang pengunjung keluarga, Trans Mart membuka taman bermain Mini Trans Studio. Trans Retail menargetkan bisa mengintegrasikan 10 gerai Trans Mart lagi dengan fasilitas bermain tersebut sampai akhir 2016.
Sementara Helen Tanzil, Sekretaris Perusahaan PT Ace Hardware Indonesia Tbk berharap transaksi ritel di gerai perkakas ini bisa lebih bergulir lebih kencang lagi akibat efek BBM turun yang bisa dongkrak daya beli konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News