kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Beban bengkak, maskapai ingin kerek tarif


Sabtu, 17 Mei 2014 / 10:28 WIB
Beban bengkak, maskapai ingin kerek tarif
ILUSTRASI. PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (Indopora) memperoleh kontrak baru capai Rp 1,1 triliun hingga awal Desember 2022


Reporter: RR Putri Werdiningsih, Izzatul Mazidah | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Beban operasional yang membengkak memaksa AirAsia Indonesia kembali memangkas beberapa rute penerbangan domestik di Indonesia Timur mulai 1 Juni nanti. Sebelumnya, AirAsia sudah menghentikan rute penerbangan  seperti, Makassar - Balikpapan, Makassar - Manado, dan Makassar - Jakarta.

Menurut Audrey Progastama Petriny, Corporate Communication Manager AirAsia Indonesia, langkah ini terpaksa diambil perusahaan setelah mempertimbangkan aspek komersial serta operasional. "Dari segi komersial salah satu pertimbangan adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang membuat cost kami meningkat dan kami akan optimalkan utilisasi pesawat di rute yang paling diminati," katanya kepada KONTAN, Jumat (16.

Rute yang akan ditutup adalah Makassar - Bali, Surabaya - Makassar, Surabaya - Bangkok, dan Bandung ke Johor Baru. Adapun rute yang gemuk bakal ditambah frekuensinya, seperti Surabaya-Jakarta atau Bandung-Surabaya.

Gejala yang dialami AirAsia sebetulnya juga dialami beberapa maskapai penerbangan yang lain. Makanya, pebisnis penerbangan tengah berupaya mendorong Kementerian Perhubungan (Kemhub) supaya bisa menyesuaikan tarif batas atas penerbangan.

Para pebisnis menilai, revisi terhadap Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 26/ 2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri sudah seharusnya pemerintah lakoni. "Batas atas memang perlu disesuaikan karena kemarin yang baru diberikan pemerintah adalah cost surcharge," kata Arif Wibowo, Direktur Utama PT Citilink Indonesia, ke KONTAN.

Soalnya, harga avtur saat ini sudah lebih dari Rp 10.000 per liter dan nilai tukar rupiah pun masih terkapar di kisaran Rp 11.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Sayang, Arif justru enggan menjelaskan lebih lanjut soal besaran kenaikan tarif batas atas yang ideal. Ia hanya bilang, penyesuaian ini harus sesuai dengan kenaikan harga avtur dan pelemahan kurs yang sudah terjadi.

Kepala Humas Sriwijaya Air Agus Soejono melihat revisi ini bisa membuat harga tiket pesawat dapat lebih terkontrol dengan baik tanpa adanya perang tarif antar-maskapai. Bahkan, pemerintah seharusnya juga menyesuaikan lagi tarif batas bawah.

Namun Indonesia National Air Carrier (INACA) menyebut ketentuan ini masih menunggu pemerintahan baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×