kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini cara pengusaha agar tahan banting di kala pandemi


Sabtu, 28 November 2020 / 21:15 WIB
Begini cara pengusaha agar tahan banting di kala pandemi


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi yang belum berakhir tentu menjadi hambatan bagi pengusaha mengembangkan bisnisnya. Nah, agar tetap untung dan bertahan menghadapinya, tiap pengusaha perlu menyiapkan banyak strategi.

Seperti yang diutarakan Wiwin Dewi Herawati, Chief Marketing Officer PT. SiCepat Ekspres Indonesia, inovasi produk (HaLu, GOKIL, dan SIUNTUNG) direspon baik oleh konsumen berkat kampanye marketing yang dilakukan SiCepat.

“Sejak awal pandemi, kami melihat adanya perubahan perilaku konsumen yang membuat kami berani mengubah strategi marketing menjadi 100% secara digital. Ternyata hal ini sangat membantu memotong cost, sehingga bisa dialihkan lebih efektif lewat influencer social media yang tepat sasaran dengan target market SiCepat. Ini berdampak langsung ke purchase,” ujar Wiwin dalam webinar TopKarir, Jumat (27/11).

Baca Juga: Pelabuhan Patimban dan Tanjung Priok dorong efisiensi waktu dan biaya logistik
 
Selain konversi ke online, Wiwin menyebut membangun awareness lewat kegiatan corporate social responsibility selama masa pandemi juga membantu perusahaan berkembang di tengah pandemi.

Di samping itu, Ligwina Hananto, Lead Financial Trainer & founder QM Financial, menjelaskan strategi lain yang bisa dicoba yakni bagaimana sehatnya keuangan karyawan yang berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. 

“Ada dua hal yang perlu diperhatikan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas. Pertama, mempersiapkan karyawan untuk mengatur keuangan individu. Ketika keuangan karyawan dalam kondisi yang sehat, kinerja karyawan akan jauh lebih efektif dan produktif,” tandas Ligwina.
 
Sementara CEO TopKarir Indonesia, Bayu Janitra Wirjoatmodjo, menambahkan manajemen karyawan mulai dari proses rekrutmen talenta siap kerja hingga dukungan berkelanjutan bagi karyawan sama pentingnya dengan membangun strategi marketing ataupun keuangan dalam sebuah bisnis. 

Baca Juga: Kemenperin terus ukur kesiapan sejumlah sektor manufaktur menuju industri 4.0

Kalaupun kinerja pengusaha tak kunjung membaik tahun ini karena pandemi, Bayu menyarankan untuk pengusaha merestrukturisasi utang yang ada.

“Untuk perusahaan yang negatif terus, sebelum pengurangan karyawan bisa ditempuh dulu rasionalisasi. Misalnya restrukturisasi utang, menekan opex, mengurangi raw material (kalau produksi). Setelah itu kalau tidak ada jalan keluar lain, terakhir baru PHK,” tutur Bayu.

Selanjutnya: Merevitalisasi industri tekstil Indonesia yang tertekan produk impor China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×