Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menjadi operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam sejak dua tahun yang lalu. PHM melakukan berbagai upaya optimasi operasi terus ditempuh demi mempertahankan produksi dari lapangan-lapangan minyak dan gas bumi yang telah mature di WK ini.
General Manager PHM, John Anis menyampaikan hal yang harus dijawab dari inovasi teknologi adalah bagaimana menghadirkan teknologi yang tepat untuk memproduksi minyak dan gas dari berbagai reservoir kecil yang banyak jumlahnya itu, dengan biaya serendah mungkin.
Sebagaimana diketahui, karakter reservoir di WK Mahakam sangat unik karena lokasinya yang berada di delta Sungai Mahakam, dikenal dengan deltaic system.
Di WK ini reservoir minyak dan gas berbentuk seperti ribuan kantong-kantong kecil yang tersebar di area rawa dan laut seluas lebih dari 3.000 km2, dengan kedalaman hingga 5.000 meter.
Oleh sebab itu, sambungnya, produksi Mahakam sangat tergantung dari pengeboran sumur-sumur baru, karena reservoir-reservoir itu tidak terkoneksi satu sama lain.
Baca Juga: Akhirnya, Pertamina serahkan 10% participating interest Blok Mahakam ke Pemda
Sejauh ini berbagai reservoir di main zone telah diproduksi, sehingga untuk kelanjutan WK Mahakam maka diproduksi sumur-sumur di shallow zone (zone dangkal), dan ke depan dikembangkan sumur-sumur High Pressure High Temperature (HPHT).
Para engineer di PHM, katanya, kini terus mengembangkan teknik dan metode yang aman untuk menghasilkan gas di zona-zona dangkal yang sebelumnya dinilai berbahaya untuk diproduksi, atau dinamakan Shallow Gas Development.
Sejauh ini upaya tersebut mencapai tingkat keberhasilan yang baik karena telah dibor lebih dari 200 sumur di zona ini tanpa ada insiden apa pun dan gasnya dapat diproduksi.
Ke depan, Shallow Gas Development yang telah sukses di kawasan rawa-rawa (swamp area) akan dikembangkan juga ke lapangan-lapangan yang ada di lepas pantai atau offshore.
Ia menambahkan PHM juga merencanakan penerapan metode pengeboran High Pressure High Temperature (HPHT) di lapangan Tunu pada 2020.
Baca Juga: Pertamina Hulu Mahakam lakukan pengeboran Blok Mahakam demi tekan penurunan produksi