Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berkomitmen untuk melanjutkan dua proyek smelter yang tengah digarapnya. Kedua proyek smelter yang dimaksud adalah smelter di Bahodopi dan smelter di Pomalaa.
Direktur Keuangan INCO Bernardus Irmanto mengungkapkan, Vale Indonesia tetap berkomitmen untuk pelaksanaan proyek smelter yang ada termasuk di Pomalaa.
"Kami tetap berkomitmen terhadap Proyek Pomalaa," ungkap Bernardus singkat kepada Kontan.co.id, Rabu (27/4).
Bernardus belum bisa merinci lebih jauh terkait progres yang ada. Yang terang, pihak Sumitomo Metal Mining (SMM) selaku mitra Vale dalam proyek tersebut dikabarkan mundur dari pelaksanaan proyek.
Sementara itu, rencana Final Investment Decision (FID) untuk Smelter Bahodopi pun kini masih belum tuntas.
Baca Juga: Sumitomo Mundur, Vale Indonesia (INCO) Tetap Komitmen Jalankan Proyek Smelter Pomalaa
Sebelumnya, rencana FID ini sempat mundur ke kuartal I 2022. Kemudian rencana FID kembali mundur ke April tahun ini.
"Kami masih kejar supaya bisa FID di kuartal II," terang Bernardus.
Kontan.co.id mencatat, INCO telah menandatangani dokumen Perjanjian Kerangka Kerjasama Proyek untuk Fasilitas Pengolahan Nikel Bahodopi dengan dua mitra, yaitu Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) pada Juni 2021 lalu.
Menurut perjanjian ini, ketiganya sepakat untuk membentuk perusahaan patungan (JV Co) untuk membangun fasilitas pengolahan nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah. Dalam perusahaan patungan itu, INCO akan memiliki 49% saham, sedang sebanyak 51% saham JV Co sisanya bakal dimiliki oleh mitra INCO.
Nantinya, JV Co ini akan membangun delapan lini pengolahan feronikel rotary kiln-electric furnace dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya. Bernardus bilang, saat ini pihaknya tengah mengurusi aspek teknis, perizinan, dan juga pembiayaan untuk proyek Fasilitas Pengolahan Nikel Bahodopi.
Produksi turun di kuartal I 2022
Sementara itu, INCO mencatatkan penurunan produksi nikel dalam matte sebesar 9% year on year (yoy) pada kuartal I 2022.
Merujuk keterangan perusahaan, produksi pada kuartal I 2022 mencapai 13.827 metrik ton. Lebih rendah ketimbang raihan kuartal I 2021 yang mencapai 15.198 metrik ton.
CEO dan Presiden Direktur INCO Febriany Eddy mengungkapkan, produksi pada kuartal I 2022 lebih rendah karena adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4 yang merupakan proyek pemeliharaan penting yang memastikan keamanan dan kelangsungan operasi di masa depan.
"Kami tetap optimis dan sejalan untuk mencapai rencana produksi penuh tahun 2022 kami," ungkap Febriany dalam keterangan resmi, belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News