Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) melihat masih ada sejumlah peluang untuk bertumbuh di tahun 2023. Salah satunya lewat pemulihan industri otomotif yang diproyeksikan terus berlanjut hingga tahun 2023 mendatang.
Corporate Secretary Garuda Metalindo Anthony Wijaya menyebut, pemulihan industri otomotif ditunjukkan oleh banyaknya produsen otomotif yang mengeluarkan model mobil baru. Hal ini dinilai turut membangkitkan gairah pasar di sektor otomotif.
Selain itu, upaya pemerintah dalam mendorong level TKDN atas produsen otomotif juga jadi peluang bagi perseroan untuk terus lebih memaksimalkan lagi penjualannya di tahun 2023 nanti.
"Gencarnya pemerintah dalam mendorong level TKDN atas produsen otomotif juga menjadi peluang untuk Perseroan terus meningkatkan penjualan produk-produknya," ujar Anthony, kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Baca Juga: Petrosea (PTRO) Masih Optimistis Melihat Prospek Bisnis ke Depan
Meski ada peluang positif, BOLT juga tetap mewaspadai sejumlah kondisi yang bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis perseroan ke depan. Di antaranya potensi pelemahan ekonomi baik secara global maupun domestik yang diproyeksikan kian memburuk di 2023.
"Namun kami terus menambahkan produk-produk baru ke pelanggan baru dan juga lama supaya pertumbuhan perseroan tidak hanya mengikuti pergerakan industri, namun bisa melampaui," sebutnya.
Perusahaan ini terpantau berhasil mencatatkan peningkatan penjualan selama periode Januari-September 2022.
Mengutip laporan keuangan kuartal III-2022, penjualan BOLT mengalami peningkatan sebesar 23,27% menjadi Rp 1,03 triliun. Sedangkan pada kuartal III-2021 angka penjualan BOLT hanya mencapai Rp 837,81 miliar.
Baca Juga: Garuda Metalindo (BOLT) Ingin Capai Pertumbuhan Penjualan 25% Sampai Akhir Tahun
Namun demikian, laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih mengalami penurunan 32,11% menjadi Rp 24,95 miliar hingga akhir September lalu.
Penurunan tersebut didorong oleh peningkatan beban usaha sebesar 31,30%, dari sebelumnya Rp 70,43 miliar di kuartal III-2021, naik menjadi Rp 92,47 miliar pada kuartal ketiga tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News