Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Petrosea Tbk terus mengakumulasi jumlah kontrak yang dikelola oleh perusahaan. Hingga kini, total nilai kontrak yang dikelola oleh perusahaan kontraktor pertambangan berkode saham PTRO tersebut berjumlah puluhan triliun. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan PTRO, Anto Broto saat dihubungi Kontan.co.id (26/10).
“Petrosea telah mengantongi total backlog sampai dengan hari ini sebesar Rp 29,6 triliun yang setara dengan sekitar US$ 2 miliar,” ujarnya kepada Kontan.co.id (26/10).
Seperti diketahui, bisnis PTRO bersandar pada 3 segmen usaha utama, yaitu pertambangan, penyediaan jasa, rekayasa dan konstruksi. Segmen pertambangan meliputi kontrak pertambangan secara menyeluruh mulai dari pengupasan lapisan tanah penutup, pengeboran, peledakan, pengangkutan, penggalian, jasa penambangan dan kerja sama pertambangan. Berikutnya, segmen jasa meliputi penyediaan fasilitas pangkalan logistik dan jasa pelabuhan.
Baca Juga: Petrosea (PTRO) Raih Kontrak Jasa Pertambangan Emas dan Nikel
Sementara itu, segmen rekayasa dan konstruksi menyediakan layanan multidisiplin yang menyeluruh di bidang jasa rekayasa, pengadaan dan konstruksi untuk minyak dan gas bumi (daratan dan lepas pantai), infrastruktur, industri dan manufaktur serta utilitas. Segmen ini, juga termasuk penyediaan jasa tenaga kerja terlatih serta penyewaan alat berat dan peralatan.
Anto tidak merinci, seperti apa komposisi porsi kontribusi masing-masing segmen usaha dalam total kontrak kelolaan yang didapat. Namun dari segi pembukuan, segmen usaha kontrak pertambangan tercatat mendominasi perolehan pendapatan PTRO. Pada tahun 2021 misalnya.
Laporan keuangan tahunan perusahaan menyebutkan, segmen penambangan menyumbang pendapatan US$ 298,92 juta atau setara 71,90% dari total pendapatan konsolidasi PTRO yang mencapai US$ 415,73 juta di tahun 2021.
Pendapatan sisanya berasal dari segmen rekayasa dan konstruksi sebesar US$ 64,15 juta, jasa alias penyediaan fasilitas pangkalan logistik dan jasa pelabuhan sebesar US$ 50,24 juta, dan lain-lain US$ 2,40 juta.
PTRO masih optimistis dalam melihat prospek bisnis ke depan. Menurut Anto, prospek di sektor mineral sangat terbuka. Sebab, kata Anto, Petrosea sebagai penyedia jasa pertambangan memiliki keunggulan kompetitif yang kuat dalam memasuki berbagai peluang di sektor mineral selain batubara, khususnya emas dan nikel.
Asal tahu, sebelumnya, sektor batubara mendominasi portofolio pekerjaan yang digarap oleh PTRO. Itulah sebabnya PTRO mulai menggencarkan diversifikasi sejak beberapa tahun terakhir ini.
PTRO sendiri sedang menjajaki peluang untuk menggarap jasa pertambangan beberapa proyek di sektor non batubara di sisa tahun berjalan 2022, salah satunya emas. Sementara itu, di tahun 2023, PTRO akan fokus pada penyelesaian beberapa pekerjaan EPC sebelum memulai proses jasa pertambangan di satu tambang emas dan satu tambang nikel milik klien, serta melanjutkan pekerjaan jasa pertambangan yang sebelumnya telah dimulai di tambang emas lainnya milik klien.
“Selain itu, Petrosea menargetkan beberapa proyek pertambangan lainnya di sektor nikel dan batubara,” imbuh Anto.
Selain memacu kinerja, PTRO, kata Anto, akan mengoptimalkan kinerja seluruh proyek yang dimiliki untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sambil terus memanfaatkan teknologi Minerva Digital Platform serta implementasi Good Corporate Governance (GCG) dengan baik di seluruh lini bisnis perusahaan.
“Perusahaan akan menjajaki potensi-potensi untuk mempercepat ekspansi bisnis untuk menjadi sustainable resource company demi mendukung pengembangan sektor pertambangan di Indonesia,” ujar Anto.
Sepanjang Januari-Juni 2022 lalu, PTRO membukukan pendapatan US$ 206,40 juta, naik 6,77% dibanding realisasi Januari-Juni 2021 yang berjumlah US$ 193,30 juta. Dari hasil pendapatan itu, PTRO mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 10,77 juta, susut 8,43% dibanding realisasi Januari-Juni 2021 yang mencapai US$ 11,76 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News