kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini penjelasan HOKI terkait kinerja bottom line yang menyusut di kuartal I 2020


Selasa, 09 Juni 2020 / 20:15 WIB
Begini penjelasan HOKI terkait kinerja bottom line yang menyusut di kuartal I 2020
ILUSTRASI. PT Buyung Poetra Sembada Tbk HOKI di Jakarta. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal pertama tahun 2020 nampaknya menjadi periode yang menantang bagi PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI). Sepanjang Januari - Maret 2020, HOKI membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 14,67 miliar, merosot 42,42% dibanding laba bersih periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 25,48 miliar.

Penurunan pada sisi bottom line ini didapat pada saat HOKI mencatatkan kenaikan penjualan neto. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan neto HOKI tercatat naik 12,99% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari Rp 398,62 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 450,42 miliar pada kuartal I 2020 lalu.

Baca Juga: Buyung Poetra Sembada (HOKI) fokus bidik segmen pasar modern di kuartal II 2020

Investor Relations PT Buyung Poetra Sembada Tbk Dion Surijata mengatakan, pertumbuhan pada sisi penjualan terjadi seiring dengan permintaan yang melonjak menjelang bulan puasa tahun ini yang jatuh pada bulan April 2020.

Selain itu, kenaikan penjualan juga didorong oleh permintaan beras dengan kemasan berukuran 5 kilogram (kg) yang naik seiring meningkatnya penggunaan beras 5 kg dalam berbagai kegiatan penyaluran bantuan sosial pasca merebaknya pandemi corona (covid-19) di Indonesia pada Maret 2020 lalu.

Meski begitu, penjualan beras berukuran 5 kg yang meningkat juga diiringi oleh biaya produksi yang meningkat pula. Pasalnya, biaya produksi beras dengan kemasan berukuran 5 kg memang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan beras dengan kemasan berukuran 10 kg.

Di sisi lain, HOKI juga harus menanggung harga beli beras yang lebih tinggi dari pabrik penggilingan dan pihak pengepul lantaran belum masuknya musim panen raya. “Kalau panen raya kan produksinya berlimpah, jadi harga cenderung turun. Jadi kalau Januari - Maret kan belum. Panen raya itu kan biasanya April sampai Juni - Juli lah di Pulau Jawa,” jelas Dion kepada Kontan.co.id pada Selasa (9/6).

Baca Juga: Akibat corona, pembangunan pabrik Buyung Poetra Sembada (HOKI) diperkirakan molor

Kedua faktor inilah yang selanjutnya menjadi biang kerok kenaikan biaya produksi dan menekan laba bersih HOKI di tiga bulan pertama. Mengintip laporan keuangan kuartal I 2020, beban pokok penjualan HOKI tercatat naik 18,03% yoy menjadi Rp 405,31 miliar di kuartal I 2020. Sebelumnya beban penjualan HOKI tercatat sebesar Rp 343,37 miliar di periode sama tahun sebelumnya.

HOKI juga mencatatkan kenaikan pada beban penjualan, beban umum dan administrasi. Melansir laporan keuangan interim kuartal I 2020, beban pokok penjualan naik 18,03% yoy dari semula Rp 343,37 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 405,31 miliar pada kuartal I 2020. Sementara beban umum dan administrasi naik 18,57% yoy dari Rp 9,78 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 11,60 miliar pada kuartal I 2020.

Dion memperkirakan pengeluaran biaya yang tinggi berpotensi berlanjut di kuartal II 2020. Namun Dion mengaku masih belum bisa membeberkan perkiraan proyeksi kinerja di sepanjang semester I 2020 maupun target kinerja yang ingin dikejar hingga tutup tahun. 

Yang terang, berujar bahwa sejauh ini permintaan produk beras HOKI masih terpantau stabil. Harapannya, kinerja HOKI di sepanjang semester I 2020 bisa positif. “Kami belum berani tetapkan target untuk tahun ini dulu karena mau melihat apakah kondisi pandemi ini akan terus berlanjut dan sampai kapan,” tambah Dion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×