kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini Strategi Adi Sarana Armada (ASSA) yang Anggarkan Capex Rp 1,5 Triliun di 2024


Minggu, 14 Januari 2024 / 10:35 WIB
Begini Strategi Adi Sarana Armada (ASSA) yang Anggarkan Capex Rp 1,5 Triliun di 2024
ILUSTRASI. Adi Sarana Armada (ASSA) anggarkan belanja modal di kisaran Rp 1,3 triliun - Rp 1,5 triliun di tahun ini


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten transportasi dan logistik, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menyiapkan anggaran Rp 1,3 triliun–Rp 1,5 triliun untuk 2024 untuk belanja modal alias capital expenditure (capex). 

Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menjelaskan mayoritas dana itu akan dipakai pembelian mobil anyar. Rencananya, ASSA akan membeli 4.000 hingga 5.000 unit kendaraan rental. 

"Untuk capex tahun ini kami menganggarkan Rp 1,3 triliun sampai dengan Rp 1,5 triliun untuk pembelian mobil," kata Prodjo, Rabu (10/1). 

Per September 2023, ASSA Rent memiliki lebih dari 29.000 armada dengan 18 cabang dan 22 outlet. Pada periode yang sama, ASSA telah melayani lebih dari 1.500 perusahaan. 

Baca Juga: TikTok Shop Balik Lagi, Adi Sarana Armada (ASSA) Masih Wait and See

Perinciannya, 6% digunakan oleh perbankan, 1% dari pemerintahan, 15% dari perusahaan di sektor logistik dan ekspedisi, 15% dari sektor Fast Moving Consumer Good (FCMG) dan 43% sektor lainnya. 

Untuk bisnis logistik, Prodjo bilang pihaknya masih enggan untuk menambah aset kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV). Sebab, jarak tempuhnya masih sangat terbatas. 

"Untuk EV kami sedang melakukan uji coba, kalau mobil van kapasitasnya hanya 200 km sehingga takut mobilnya mandek. Kalau truck EV belum tersedia dan populer," jelas dia. 

Di bisnis bisnis logistik, ASSA juga akan meningkatkan efisiensi biaya. Salah satunya dengan mengoptimalkan kapasitas truk atau kendaraan pengiriman paket agar ongkos lebih murah. 

Sementara di bisnis mobilitas, Prodjo menilai di tengah kenaikan suku bunga para perusahaan tengah mengoptimalkan modal untuk mengembangkan bisnis ini perusahaan sehingga kebutuhan lain seperti mobil akan ditekan. 

 

"Sehingga mobil sebagai aset pendukung akan lebih cenderung menggunakan rental. Ditambah lagi, saat ini pemerintah sudah sadar kalau membeli kendaraan itu jauh lebih aman sewa," tuturnya.

Di sisi lain, bisnis sewa mobil ASSA juga tidak akan terganggu dengan kenaikan BBM. Prodjo menjelaskan semua kendaraan yang disewakan dari ASSA diserahkan kepada konsumen karena sesuai kebutuhan masing-masing.

Prodjo juga optimistis akan prospek bisnis jual-beli kendaraan. Seperti yang diketahui, ASSA memiliki bisnis jual-beli dan lelang kendaraan bekas lewat Caroline.

"Kenaikan bunga dan kenaikan harga mobil baru yang rata-rata naik 8%–10% membuat mobil bekas menjadi menarik dan diminati oleh masyarakat," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×